SOMRDPE Ditutup, ASEAN Komitmen Wujudkan Pembangunan Desa Berkelanjutan

Rabu, 04 September 2024 – 10:01 WIB
Rangkaian Senior Official Meeting on Rural Development and Proverty Eradication (SOMRDPE) resmi ditutup di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada akhir pekan lalu. Foto: Dok. Kemendes PDTT

jpnn.com, JAKARTA - Rangkaian Senior Official Meeting on Rural Development and Proverty Eradication (SOMRDPE) resmi ditutup di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji, Kota Batu pada akhir pekan lalu.

Forum tersebut diakhiri dengan komitmen seluruh negara anggota ASEAN termasuk Indonesia untuk terus mewujudkan pembangunan desa berkelanjutan tanpa ada satu pun yang tertinggal.

BACA JUGA: Pilkada Serang 2024: Ratu Zakiyah-Najib Didukung 600 Eks Kepala Desa

"Event ini sangat penting untuk ASEAN. Kita punya tujuan yang sama yaitu berkolaborasi dan bekerja sama dalam membangun desa berkelanjutan. Kita punya banyak potensi dalam bidang wisata juga digitalisasi untuk bisa menambah eksistensi desa serta substansi untuk peningkatan ekonomi masyarakat," ungkap Plh Dirjen PDP Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Rachmatia Handayani dalam keterangan resmi.

"Kita berkomitmen tidak akan ada satu pun desa yang tertinggal, kita akan membangun desa di seluruh pelosok dan bersama-sama mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," sambungnya.

BACA JUGA: Menhub Budi: Kereta Cepat Whoosh jadi Buah Bibir di ASEAN bahkan Eropa

Adapun SOMRDPE yang digelar sejak 28 Agustus 2024 dihadiri oleh para delegasi negara anggota ASEAN serta desa-desa yang tergabung dalam ASEAN Village Network (AVN).

Para delegasi mengikuti diskusi menentukan arah forum untuk memaksimalkan pembangunan desa dengan potensi dan kebutuhan masing-masing.

BACA JUGA: Begini Kesiapan KAI Logistik jadi Tuan Rumah Event ASEAN Railway CEOs Conference

Hal senada juga disampaikan delegasi Filipina yang menyebutkan pentingnya SOMRDPE dan AVN dalam membangun desa.

Selain itu, delegasi juga merasa senang dengan konsep acara dan kebudayaan desa-desa khususnya di Kota Batu dan Kabupaten Malang yang ditunjukkan berikut dengan inovasinya.

"Meeting ini sangat luar biasa. Kami diajak tidak hanya berada di dalam ruang meeting tapi juga melihat kebudayaan dan keindahan serta kemajuan desa di Pujon Kidul, Kanjuruhan dengan banyaknya festival budaya dan di Tulungrejo malam ini di tempat yang indah dan lapangan yang sangat bersih," tutur delegasi Filipina.

Sebelum acara berakhir, para delegasi mendapatkan piagam penghargaan serta buah tangan khas Indonesia untuk dibawa pulang ke masing-masing negara.

Selain itu, penutupan dilaksanakan dengan kentongan yang dipegang seluruh delegasi dan tamu undangan sebagai simbol salah satu budaya Indonesia.

Penutupan forum tersebut dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kota Batu Zadim Efisiensi, Asisten I Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur (Asisten I Setdaprov Jatim) Benny Sampirwanto, Pejabat Tinggi Madya dan Pratama di lingkungan Kemendes PDTT dan perwakilan Kementerian/Lembaga, pendamping desa, dan masyarakat setempat. 

(ded/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler