Sopir Akil Berperan Tagih Suap

Senin, 14 Oktober 2013 – 06:27 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sopir pribadi mantan Ketua Mahkamah konstitusi (MK) Akil Mochtar, Daryono, disebut punya peran penting dalam praktik suap yang melibatkan bosnya itu. Ada kabar yang menyebut kalau sang sopir berperan sebagai kasir. Artinya, Daryono lah yang menerima uang suap sebelum disetorkan kepada Akil secara tunai maupun transfer.

Misteri peran Daryono terus didalami oleh penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia sempat mangkir pada panggilan pertama. Namun, Daryono akhirnya menyempatkan untuk memenuhi panggilan komisi antirasuah pada Jumat (11/10).

BACA JUGA: Berbagi Manajemen Haji dengan Turki

Juru Bicara KPK Johan Budi S.P membenarkan bahwa Daryono sudah dimintai keterangan oleh penyidik. Hanya, dia tidak tahu materi pemeriksaan. "Sudah dipanggil lagi dan datang pada Jumat (11/10)," kata Johan saat dihubungi tadi malam.

Nama Daryono terus menjadi perbincangan karena posisinya yang dekat dan dianggap paling tahu soal Akil. Apalagi selama ini dia tinggal serumah dengan mantan ketua MK tersebut.

BACA JUGA: MA Harapkan Rekruitmen Hakim MK Lepas dari DPR dan Presiden

Informasi yang diperoleh Jawa Pos, Daryono menjadi semacam penampung uang bagi Akil. Dia lah yang selama ini menerima dari para "klien" Akil. Keberadaan sopir tersebut makin mencurigakan karena Akil menolak menggunakan sopir yang disediakan MK. Dia memilih tetap mempekerjakan Daryono.

Kedekatan keduanya makin terlihat saat KPK melakukan penyitaan terhadap tiga mobil mewah Akil. Salah satu mobil, yakni Mercedes-Benz S 350 bernomor polisi B 1176 SAI, diatasnamakan Daryono. Belakangan, Daryono juga sudah dicegah KPK. "Untuk mobil, benar diatasnamakan Daryono," terang Johan.

BACA JUGA: Ketua DPR Puji Kiprah Anggito Tangani Haji

Dugaan Daryono menjadi salah satu potongan puzzle dalam kasus Akil juga diungkap pengamat hukum tata negara Refly Harun. Sepengetahuannya, peran Daryono sudah terlihat sejak 2010. Dimulai dengan kasus Pilkada di salah satu tempat di Kalimatan. Saat itu commitment fee untuk Akil Rp 4 miliar dan baru terbayar Rp 2 miliar.

"Yang disuruh menagih sopirnya. Dia dibawa Akil dari Kalimantan Barat dan ternyata tidak ada perubahan. Dari dulu sampai sekarang sama saja," kata Refli dalam sebuah acara diskusi di Jakarta kemarin.

Refli berani berbicara seperti itu karena dia tahu sendiri. Dia melapor kepada Ketua MK saat itu, Mahfud M.D, dan diminta menjadi ketua investigasi. "Lihat testimoni saya di 2010, cerita tentang sopir itu ada," tambah Refly.

Informasi yang dijadikan pijakan oleh Refly untuk mengusut adalah laporan dari kliennya. Saat itu, dia mengatakan ada upaya pemerasan dari Akil agar kasusnya dimenangkan.

Refli makin curiga dengan Daryono karena dia tidak berani menghadiri sidang terbuka Majelis Kehormatan Konstitusi (MKK). Dia yakin Daryono menyimpan banyak informasi dan tidak mau keterangannya menjadi konsumsi publik. Apalagi, Akil ditengarai bukan kali ini saja melakukan jual beli putusan sidang.

Sejak kasus ini mencuat, keberadaan Daryono seolah menjadi misteri. Pencarian Jawa Pos di dua rumah Akil, yakni Perumahan Liga Mas, Pancoran, Jakarta Selatan dan kompleks pejabat Widya Chandra, nihil. Para penjaga mengaku Daryono sudah tak ada lagi di rumah.

Salah seorang penjaga keamanan, Mukhsin, mengatakan kalau rumah Akil sudah kosong. Dia membenarkan kalau Daryono selama ini ikut tinggal bersama Akil. Rumah di Liga Mas disebutnya belum ada setahun ditinggali Akil sekeluarga beserta Daryono. Para penjaga keamanan yakin kalau sopir itu lari dan tinggal di tempat lain.

Sementara itu, rumah dinas Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, sudah kosong karena ditinggalkan keluarga Akil. Pengunduran diri pria asal Putussibau, Kalimantan Barat, itu berdampak pada keluarnya keluarga dari rumah dinas. Seorang penjaga keamanan menyebut sudah seminggu keluarga Akil meninggalkan rumah dinas tersebut. (dim/ca)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jika Janggal, KBRI Tempuh Jalur Hukum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler