INDRAMAYU - Hingga hari keempat pasca diumumkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Pemerintah Kabupaten Indramayu belum juga mengumumkan kenaikan tarif angkutan angkutan umum secara resmi. Menghadapi kondisi itu, sejumlah sopir angkutan kota di Kota Mangga telah terlebih dahulu berinisiatif untuk menaikkan tarif angkutan setelah diberlakukannya kenaikan harga BBM bersubsidi.
Hal itu mereka lakukan untuk menutupi kerugian operasional yang dialami sebagai dampak kenaikan harga BBM. Meski demikian, para sopir angkutan berharap agar pihak terkait segera mengumumkan secara resmi terkait tarif baru yang diberlakukan. Seperti yang diungkapkan Maswani (35), salah seorang sopir angkot 03 di Terminal Sindang, Indramayu. Ia mengatakan jika kenaikan tarif angkutan umum yang diberlakukan para sopir saat ini, telah disesuaikan dengan informasi yang diterima dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Indramayu, yakni mencapai 25 persen dari tarif sebelumnya.
Diakui para sopir angkutan dalam kondisi seperti ini, penghasilan mereka perharinya kini tidak lagi sebanding dengan meningkatnya biaya operasional yang mereka keluarkan. Untuk dapat mengoperasikan angkutan, diperlukan bahan bakar sekitar 20 liter dan setoran yang mencapai Rp 100.000 dalam sehari. Sedangkan penghasilan yang diterima hanya sekitar Rp.200.000 saja dalam setiap harinya. Dan angka itu, dirasakan sangat tidak mencukupi.
"Untuk trayek angkot 03, tarif yang diberlakukan bagi penumpang umum saat ini menjadi Rp 3.000 dari tarif sebelumnya yang hanya Rp 2.300. Sementara untuk tarif pelajar, kini menjadi Rp 1.500 dari sebelumnya yang hanya Rp 1.200. Kalau tidak dinaikkan, sudah pasti kami merugi," katanya, Senin (24/6).
Kenaikan tarif angkutan yang dilakukan secara sepihak ini, dikeluhkan penumpang. Bahkan mereka mengaku keberatan dengan adanya kenaikan tarif ini, karena penumpang harus merogoh kocek lebih dalam. Sementara diakui penumpang, mereka tidak hanya sekali untuk menaiki angkutan dalam setiap harinya.
Seperti dikatakan Herman (32), salah seorang penumpang angkutan yang hendak menaiki angkot 03. Meski ia mengaku keberatan dengan kenaikan tarif angkutan ini, namun dengan dinaikannya harga BBM, ia pun tidak bisa berbuat banyak. "Memang serba salah, dengan kenaikan harga BBM, semua pasti akan ikut naik pula. Tetapi paling tidak, kenaikan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan," ujarnya. (cip)
Hal itu mereka lakukan untuk menutupi kerugian operasional yang dialami sebagai dampak kenaikan harga BBM. Meski demikian, para sopir angkutan berharap agar pihak terkait segera mengumumkan secara resmi terkait tarif baru yang diberlakukan. Seperti yang diungkapkan Maswani (35), salah seorang sopir angkot 03 di Terminal Sindang, Indramayu. Ia mengatakan jika kenaikan tarif angkutan umum yang diberlakukan para sopir saat ini, telah disesuaikan dengan informasi yang diterima dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) Indramayu, yakni mencapai 25 persen dari tarif sebelumnya.
Diakui para sopir angkutan dalam kondisi seperti ini, penghasilan mereka perharinya kini tidak lagi sebanding dengan meningkatnya biaya operasional yang mereka keluarkan. Untuk dapat mengoperasikan angkutan, diperlukan bahan bakar sekitar 20 liter dan setoran yang mencapai Rp 100.000 dalam sehari. Sedangkan penghasilan yang diterima hanya sekitar Rp.200.000 saja dalam setiap harinya. Dan angka itu, dirasakan sangat tidak mencukupi.
"Untuk trayek angkot 03, tarif yang diberlakukan bagi penumpang umum saat ini menjadi Rp 3.000 dari tarif sebelumnya yang hanya Rp 2.300. Sementara untuk tarif pelajar, kini menjadi Rp 1.500 dari sebelumnya yang hanya Rp 1.200. Kalau tidak dinaikkan, sudah pasti kami merugi," katanya, Senin (24/6).
Kenaikan tarif angkutan yang dilakukan secara sepihak ini, dikeluhkan penumpang. Bahkan mereka mengaku keberatan dengan adanya kenaikan tarif ini, karena penumpang harus merogoh kocek lebih dalam. Sementara diakui penumpang, mereka tidak hanya sekali untuk menaiki angkutan dalam setiap harinya.
Seperti dikatakan Herman (32), salah seorang penumpang angkutan yang hendak menaiki angkot 03. Meski ia mengaku keberatan dengan kenaikan tarif angkutan ini, namun dengan dinaikannya harga BBM, ia pun tidak bisa berbuat banyak. "Memang serba salah, dengan kenaikan harga BBM, semua pasti akan ikut naik pula. Tetapi paling tidak, kenaikan itu dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan," ujarnya. (cip)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beristri Tiga, Kades Didesak Mundur
Redaktur : Tim Redaksi