PULUHAN sopir bus Transjakarta koridor III jurusan Kalideres-Harmoni, Jakarta Barat, kemarin (29/2) mogok kerja. Puluhan sopir yang didominasi karyawan baru tersebut menuntut gaji yang diterimanya disesuaikan dengan Upah Minimum Provinsi (UMP) DKI Jakarta sebesar Rp 1,5 juta.
Aksi mogok kerja ini dimulai sekitar pukul 05.00 hingga pukul 08.00. Sejumlah sopir bus Transjakarta atau busway ini memilih tidak beroperasi dengan berdiam diri di Pool Transjakarta, Terminal Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
Puluhan bus pun terlihat menumpuk di terminal itu. Ribuan penumpang di 17 halte sepanjang Jalan Kalideres-Harmoni, Jakarta Barat, terlantar. Sejumlah penumpang yang didominasi karyawan tersebut gundah lantaran bus yang mereka nanti tidak kunjung tiba. Sebagian penumpang ini sibuk melihat jam tangan mereka, ada pula yang menengok keluar menanti bus tersebut.
"Saya tidak tahu kalau mereka mogok, kalau tahu seperti ini saya naik bus lain," papar Ananta, salah satu karyawan swasta di bilang Grogol Petamburan, Jakarta Barat tersebut.
Perempuan berusia 24 tahun ini mengaku sudah hampir satu jam menanti bus Transjakarta. Namun sampai pukul 07.30, bus tersebut tidak kunjung tiba. "Nggak ada yang ngasih tahu, kami pikir kena macet, karena biasanya memang macet," paparnya.
Kepala Badan Layanan Umum Transjakarta, M Akbar membenarkan jika sejumlah pramudi Transjakarta di koridor III jurusan Kalideres-Harmoni melakukan mogok kerja. Namun aksi tersebut, tidak berlangsung lama. "Pukul 08.00 sudah beroperasi normal kembali," ujar Akbar.
Akbar menyatakan, aksi mogok tersebut terkait dengan persoalan gaji pramudi dengan pihak operator, yaitu Trans Batavia yang belum sesuai UMP. Namun karena itu urusan internal Trans Batavia, dirinya tidak berhak mengomentari persoalan itu. ‚
"Itu urusan internal Trans Batavia. Wewenang kami hanya pada pengawasan saja," ujarnya. (ash)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BLU Transjakarta Harus Dievaluasi
Redaktur : Tim Redaksi