JAKARTA - Perum Bulog mengirim daging sapi impor dari Australia ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan Garuda Indonesia dan Qantas. Setiap harinya ada 12 ton daging yang diangkut melalui tiga penerbangan komersial yaitu dua penerbangan Garuda dan satu Qantas. Masing-masing penerbangan mengangkut 4 ton daging.
"Sebanyak 12 ton daging kali pertama akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa sore (hari ini, Red)," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso kepada INDOPOS di Jakarta kemarin (15/7).
Menurut Sutarto, Bulog bergerak cepat setelah pada Jumat sore (12/7) mendapat izin dari Kementerian Pertanian untuk mendatangkan daging melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Hanya dalam waktu dua hari kerja, daging sudah dapat dikirim melalui udara.
Karena daging ini diangkut dengan pesawat komersial, lanjut Sutarto, kapasitas angkutnya terbatas. Yaitu hanya 4 ton untuk satu penerbangan. Bulog tidak menyewa pesawat khusus untuk mengirim daging dari Australia ke Jakarta, karena biayanya terlalu mahal.
Kalau sewa pesawat, lebih banyak daging yang bisa diangkut. Tetapi biayanya terlampau mahal, yang ujung-ujungnya akan dibebankan kepada konsumen. Sedangkan Bulog ingin menjual daging sapi dengan harga murah, dengan harapan harga di pasaran akan ikut turun.
"Kalau daging sapi yang dijual Bulog juga mahal, apa gunanya Bulog impor. Makanya kita angkut daging dengan pesawat komersial saja," kata Sutarto. Daging impor akan diangkut dengan pesawat setiap hari sampai menjelang Idul Fitri. Bulog telah mendapat izin mendatangkan daging 800 ton melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Setibanya di bandara, daging sapi akan langsung didistribusikan melalui distributor dan pedagang pasar. Supaya cepat sampai ke konsumen. Harga jualnya Rp 75.000 per kilogram untuk kualitas terendah dan Rp 85.000 per kilogram untuk kualitas tertinggi. Harga ini lebih murah dibanding harga di pasar saat ini.
Tidak hanya melalui udara, Bulog juga mengirim daging dengan kapal laut. Sehingga menjelang Lebaran nanti sudah dapat didatangkan daging sapi impor sebanyak 2.000 ton. Daging yang dikirim lewat laut dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 25 Juli 2013 mendatang.
"Kami menggelar operasi besar-besaran mendatangkan daging sapi melalui udara dan laut. Targetnya, harga daging sapi distabilkan di Rp 75.000 per kilogram," jelas Sutarto.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah kepada menteri pertanian dan menteri perdagangan karena lambat menerbitkan izin impor daging sapi. Akibatnya, di awal Ramadan ini harga daging sempat menyentuh Rp 120.000 per kilogram. Padahal SBY telah menginstruksikan pengendalian harga daging sejak tiga bulan lalu.
"Ketika rapat dengan Presiden dan para menteri, saya hadir di situ. Arahan dari Presiden jelas bahwa impor harus dipercepat agar harga daging dikendalikan," pungkasnya. (dri)
"Sebanyak 12 ton daging kali pertama akan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa sore (hari ini, Red)," kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso kepada INDOPOS di Jakarta kemarin (15/7).
Menurut Sutarto, Bulog bergerak cepat setelah pada Jumat sore (12/7) mendapat izin dari Kementerian Pertanian untuk mendatangkan daging melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Hanya dalam waktu dua hari kerja, daging sudah dapat dikirim melalui udara.
Karena daging ini diangkut dengan pesawat komersial, lanjut Sutarto, kapasitas angkutnya terbatas. Yaitu hanya 4 ton untuk satu penerbangan. Bulog tidak menyewa pesawat khusus untuk mengirim daging dari Australia ke Jakarta, karena biayanya terlalu mahal.
Kalau sewa pesawat, lebih banyak daging yang bisa diangkut. Tetapi biayanya terlampau mahal, yang ujung-ujungnya akan dibebankan kepada konsumen. Sedangkan Bulog ingin menjual daging sapi dengan harga murah, dengan harapan harga di pasaran akan ikut turun.
"Kalau daging sapi yang dijual Bulog juga mahal, apa gunanya Bulog impor. Makanya kita angkut daging dengan pesawat komersial saja," kata Sutarto. Daging impor akan diangkut dengan pesawat setiap hari sampai menjelang Idul Fitri. Bulog telah mendapat izin mendatangkan daging 800 ton melalui Bandara Soekarno-Hatta.
Setibanya di bandara, daging sapi akan langsung didistribusikan melalui distributor dan pedagang pasar. Supaya cepat sampai ke konsumen. Harga jualnya Rp 75.000 per kilogram untuk kualitas terendah dan Rp 85.000 per kilogram untuk kualitas tertinggi. Harga ini lebih murah dibanding harga di pasar saat ini.
Tidak hanya melalui udara, Bulog juga mengirim daging dengan kapal laut. Sehingga menjelang Lebaran nanti sudah dapat didatangkan daging sapi impor sebanyak 2.000 ton. Daging yang dikirim lewat laut dijadwalkan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok pada 25 Juli 2013 mendatang.
"Kami menggelar operasi besar-besaran mendatangkan daging sapi melalui udara dan laut. Targetnya, harga daging sapi distabilkan di Rp 75.000 per kilogram," jelas Sutarto.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) marah kepada menteri pertanian dan menteri perdagangan karena lambat menerbitkan izin impor daging sapi. Akibatnya, di awal Ramadan ini harga daging sempat menyentuh Rp 120.000 per kilogram. Padahal SBY telah menginstruksikan pengendalian harga daging sejak tiga bulan lalu.
"Ketika rapat dengan Presiden dan para menteri, saya hadir di situ. Arahan dari Presiden jelas bahwa impor harus dipercepat agar harga daging dikendalikan," pungkasnya. (dri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elpiji 12 Kg Capai Rp 83 Ribu
Redaktur : Tim Redaksi