jpnn.com, CIBUBUR - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri menyoroti rekor impor beras dan darurat alih fungsi lahan meski sawah subur tetapi berubah jadi gedung. Apalagi hal itu menjadi pembahasan di media.
Hal itu disampaikan Megawati saat berdialog dengan perwakilan BRIDA se-Indonesia di Cibinong, Bogor, Kamis (8/8).
BACA JUGA: Skandal Demurrage Bukti Bapanas-Bulog Gagal Wujudkan Ketahanan Pangan
"Alokasi pertanahan untuk tanah subur seharusnya tidak boleh dikonversi. Ini sebaiknya ditata," pinta Megawati menjawab pertanyaan dari BRIDA.
Oleh karena itu, Megawati menilai potensi daerah khususnya di sektor pangan harus diperhatikan.
BACA JUGA: Wamentan Minta Pompanisasi Dimaksimalkan demi Stabilitas Pangan di Jabar
"Ada potensinya atau tidak di daerahmu, kalau nanti terjadi kekurangan pangan lalu mencari pangannya ke mana?" tanya Megawati.
Megawati memaparkan BRIDA dibentuk di daerah untuk menyelaraskan supaya dapat memetakan potensi daerah yang bisa dikembangkan dengan baik.
BACA JUGA: Aqua Selalu Menjaga Kualitas Produknya Agar Memenuhi Standar Keamanan Pangan
"Jadi, yang pertama saya minta adalah tolong lihat betul apa, sih, potensi daerahmu," ujar Megawati.
Megawati juga mengingatkan periset untuk tidak sekadar mengeluhkan dana riset tetapi memberi komitmen untuk hasil riset yang bermanfaat.
Soal angggaran riset, Megawati mengatakan aspirasi itu ditampung meski lebih tepat untuk dikomunikasikan ke kepala daerah setempat dan Kementerian Dalam Negeri.
"Kalian supaya tahu jadi jangan asal mau ketemu Ibu Mega membahas soal anggaran karena soal anggaran ada alurnya. Bukan BRIN yang memutuskan," katanya.
Karena itu, Presiden Kelima RI itu mengajak periset BRIDA agar memetakan dan menyampaikan seluruh potensi di daerah.
"Sampaikan potensi daerah dan mari kita bahas bersama," ujar Megawati.
Megawati juga meminta periset yang tergabung di Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) memberi perhatian atas fenomena perubahan iklim serta situasi di sejumlah negara yang bisa mengganggu kemandirian pangan Indonesia.
Megawati mengingatkan perlu antisipasi kondisi di sejumlah negara yang sedang bergejolak saat ini. Belum lagi nilai kurs yang juga tidak stabil serta dampak perubahan iklim yang berpengaruh terhadap penyediaan pangan untuk Indonesia.
Wakil Kepala BRIN Amarulla Octavian menjadi moderator dalam dialog. Megawati didampingi Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Wakil Ketua BRIN Bambang Kesowo dan jajaran serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
BACA ARTIKEL LAINNYA... ID Food Punya Strategi Jitu untuk Hadapi Tantangan Ketahanan Pangan Nasional
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga