Soroti Kemenangan Prabowo, Media Asing Khawatir soal Demokrasi di Bawah Si Gemoy

Kamis, 15 Februari 2024 – 06:57 WIB
Judul pemberitaan tentang Prabowo Subianto di The Economist. Foto: tangkapan layar The Economist

jpnn.com, JAKARTA - Temuan berbagai lembaga survei melalui hitung cepat atau quick count atas hasil Pilpres 2024 yang dilaksanakan pada Rabu (14/2/2024) langsung menjadi pemberitaan berbagai media internasional.

Banyak media mancanegara mengkhawatirkan masa depan Indonesia setelah pasangan capres-cawapres bernomor urut 1 di Pilpres 2024 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka memimpin perolehan suara.

BACA JUGA: Dirty Vote Diangkat Media Internasional, Kabar Kecurangan di Pilpres 2024 Mengglobal

The Economist, misalnya. Media yang berbasis di London, Inggris, itu memajang berita berjudul Prabowo Subianto will be the next president of Indonesia.

Namun, The Economist dalam salah satu beritanya juga mendedahkan tentang hal mengkhawatirkan dari presiden Indonesia mendatang.

BACA JUGA: Dianggap Arogan & Merendahkan saat Debat, Gibran bin Jokowi Jadi Sorotan Media Asing

Dalam artikel berjudul What is worrying about Indonesia’s new president, media yang dikenal berpandangan liberal itu menyebut Prabowo sepertinya tidak akan memperkuat demokrasi di Indonesia.

“Pak Prabowo adalah mantan jenderal kontroversial dengan sejarah mengkhawatirkan yang telah mengubah citra dirinya menjadi sorang kakek menggemaskan,” tulisan The Economist.

BACA JUGA: Prabowo Minta Pendukungnya Menunggu Hasil Penghitungan Resmi dari KPU

Menjelang masa kampanye Pilpres 2024, Prabowo memperoleh julukan Gemoy. Saat berkampany, Menteri Pertahanan RI itu juga kerap berjoget untuk memamerkan kejenakaannya.

Masih dari Inggris, laman British Broadcasting Corporation (BBC) memajang berita bertitel Indonesian ex-general leads in presidential race - unofficial results.

“Tampaknya Prabowo pada jalur kemenangan besar,” kalimat di berita BBC.

Namun, BBC juga menyoroti potensi Indonesia kembali ke era otoritarian.

“Perkiraan kemenangan tresebut telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Indonesia berada dalam bahaya kembali ke masa lalu yang otoriter,” bunyi salah satu alinea di berita BBC.

Laman TIME di Amerika Serikat (AS) juga menghkawatirkan masa depan Indonesia. TIME menampilkan berita berjudul What to Know About Prabowo Subianto as Uncertainty Looms for Indonesia’s Democracy (Apa yang perlu diketahui tentang Prabowo Subianto saat ketidakpastian membayangi Indonesia).

Dalam berita itu, TIME mengutip indonesianis dari Australia Ian Wilson. Akademikus di Murdoch University itu menyebut prosedur penyelenggaraan pemilu di Indonesia selalu dianggap baik dan menimbulkan kepercayaan tinggi di publik.

Namun, Wilson juga menyoroti berbagai kecurigaan yang melingkupi pilpres kali ini.

“Jelas ada suasana yang sangat buruk bagi demokrasi secara keseluruhan,” ujarnya.

Wilson menuturkan banyak pihak yang mencurigai seluruh sisi proses Pilpres 2024.

“Akan ada sebagian besar masyarakat yang melihatnya sebagai pemilu yang tidak sah,” tuturnya.

Gema soal Prabowo memimpin hasil quick count juga sampai Washington. Laman The Washington Post menjuduli salah satu beritanya dengan Prabowo, accused of rights abuses, claims victory in Indonesia election (Prabowo, yang dituduh melakukan kejahatan hak asasi manusia, mengeklaim kemenangan dalam pemilu Indonesia).

Dalam berita itu, The Washington Post mengutip Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid yang mengkhawatirkan kebebasan sipil di bawah kepemimpinan Prabowo.

“Kita harus siap menghadapi menyusutnya ruang sipil,” ujar Usman.

Pegiat hak asasi manusia (HAM) itu mencemaskan masa depan demokrasi Indonsia di masa pemerintahan baru mendatang.

“Kita harus siap menghadapi kemerosotan demokrasi di Indonesia,” ucapnya.

Adapun dari Singapura, laman The Straits Times memajang berita berjudul Prabowo on track to becoming Indonesia’s next president, with three-quarters of sample votes counted (Prabowo di jalur tepat untuk menjadi presiden Indonesia selanjutnya , dengan tiga perempat sampal suara telah dihitung).

Laman Channel News Asia (CNA) di Singapura juga mengangkat soal Prabowo yang memimpin hitung cepat.

“Presidential hopefuls Anies, Ganjar not conceding yet despite exit polls showing Prabowo with near-60% vote share (Capres Anies dan Ganjar belum menyerah meski exit poll menunjukkan suara Prabowo mendekati 60 persen, red),” judul di laman CNA.

Masih dari negeri jiran, laman Australian Broadcasting Corporation (ABC) mengangkat hasil Pilpres 2024 melalui berita berjudul Prabowo Subianto claims victory in Indonesia's election, as counting continues in world's largest single-day vote.

Namun, ABC juga mengungkit soal masa lalu Prabowo. “Yang akan menjadi presiden ini memiliki masa lalu suram,” bunyi subjudul di berita ABC.

Dari Jepang, laman Nikkei ASIA menyuguhkan berita berjudul Indonesia election latest: Prabowo 'grateful' for quick counts signaling big win. Dalam berita itu, Prabowo menyatakan demokrasi Indonesia berjalan baik.

Dari kawasan Timur Tengah, laman Al Jazeera yang bermarkas di Qatar menyuguhkan berita berjudul Prabowo Subianto claims victory in Indonesian presidential election.

Dalam berita itu, Al Jazeera mengutip pesan Prabowo kepada para pendukungnya untuk tidak sombong dan bereuforia.

“Kita tetap harus rendah hati. Kemenangan ini harus menjadi kemenangan untuk seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Adapun laman South China Morning Post (SCMP) mengangkat soal kemenangan Prabowo di kisatan 58 persen suara.

Namun, media yang berbasis di Hong Kong itu juga menyoroti praktik lancung dalam upaya memenangkan Prabowo - Gibran.

SCMP mengutip Alexander R. Arifianto, peneliti tentang Indonesia di S. Rajaratnam School of International Studies, Singapura.

Menurut Arifianto, kemenangan Prabowo tidak bisa dilepaskan dari pencalonan Gibran yang kontroversial, pengerahan pejabat negara, dan penggelontoran bansos menjelang pemilu.

Arifianto menduga kemenangan Prabowo akan memicu aksi penolakan dari kalangan mahasiswa.

“Sudah ada ketidakpuasan atas hasil pemilu ini,” katanya.(jpnn.com)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pilpres 2024 Sarat Kecurangan TSM, Hasilnya Berpotensi Dibatalkan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler