Soroti Kenaikan Harga BBM, Johan: Pemerintah Mati Rasa terhadap Penderitaan Rakyat

Minggu, 04 September 2022 – 08:37 WIB
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. Foto: Humas DPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR RI Johan Rosihan menyesalkan keputusan pemerintah yang telah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi per 3 September 2022.

Johan menilai kebijakan menaikkan tarif harga BBM yang drastis merupakan bukti pemerintah tidak mendengar jeritan rakyat kecil serta telah bersikap acuh atau cuek terhadap derita jutaan nelayan yang terancam tidak bisa melaut.

BACA JUGA: Jokowi Naikkan Harga BBM, Iwan Fals Berkomentar Begini

“Kami menolak dan protes terhadap keputusan ini karena pemerintah telah mati rasa terhadap kesusahan hidup keluarga Indonesia,” tegas Johan pada Minggu (4/9).

Menurut Johan, keputusan menaikkan harga BBM ini sangat tidak berpihak pada kepentingan petani dan pelaku UMKM.

BACA JUGA: Harga BBM Naik, Warga Padati Sejumlah SPBU di Tangerang, Lihat tuh

“Oleh karena itu, seluruh komponen masyarakat wajib bersatu untuk menolak keputusan ini,” tegas Johan.

Politikus PKS ini mengungkapkan tingkat kemiskinan akan makin meningkat akibat pendapatan riil yang makin berkurang.

BACA JUGA: Puluhan Ribu Buruh Siap Demo Tolak Kenaikan BBM, Tunggu Tanggal Mainnya!

“Coba bayangkan, semua kapal nelayan yang menggunakan mesin 100 persen bergantung pada BBM, sama bergantungnya para petani, tukang ojek juga para pedagang kecil,” ujar Johan.

Menurut Johan, pemerintah mesti sadar bahwa pengeluaran untuk BBM itu pasti, tetapi hasil melaut bagi nelayan dan hasil panen bagi petani itu belum tentu mereka dapatkan.

Oleh karena itu, menarik subsidi BBM otomatis meningkatkan biaya produksi petani dan nelayan kita.

Selanjutnya, Johan menjelaskan kenaikan harga BBM akan memukul sektor pertanian terutama jasa pertanian, perikanan dan hasil hutan.

“Bagi saya keputusan pemerintah soal BBM ini sebagai keputusan yang zalim karena kenaikan harga BBM pasti berdampak pada menurunnya produksi industri di seluruh sektor,” ujar Johan.

Johan memastikan kenaikan harga BBBM akan berdampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja dan turunnya tingkat upah.

“Segala upaya perencanaan program dengan anggaran besar untuk meningkatkan lapangan kerja menjadi hangus dan sia-sia akibat keputusan zalim ini,” tegas Johan.

Wakil rakyat dari dapil NTB 1 ini juga berpandangan kenaikan BBM akan berdampak turunnya pendapatan riil setiap rumah tangga di Indonesia serta akan terjadi penurunan konsumsi masyarakat secara keseluruhan.

“Kenaikan BBM ini berdampak luas dan sistemik karena berpengaruh signifikan pada kondisi dapur setiap rumah tangga serta memiliki efek buruk jangka pendek dan jangka panjang karena berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi, kesehatan, politik, penurunan gizi masyarakat, berpotensi peningkatan stunting dan prevalensi anemia serta memperburuk ketahanan pangan nasional” ucap Johan.

Legislator Senayan yang berasal dari Pulau Sumbawa ini sangat prihatin dengan inflasi saat ini yang makin memukul sehingga daya beli masyarakat makin turun.

Dia menyesalkan cara pandang pemerintah menaikkan harga BBM dengan kompensasi bansos. Sebab, kata dia, hal ini pasti tidak akan memperbaiki daya beli rumah tangga yang terus turun karena pendapatan yang jauh lebih kecil dibanding tingkat inflasi yang terus meroket.

“Saya tegaskan kompensasi tersebut tidak ada gunanya dibanding dampak buruk dari kenaikan BBM, apalagi selama ini ternyata di lapangan banyak bansos atau BLT yang ternyata tidak tepat  sasaran dan salah kelola berdasarkan laporan dan fakta dari masyarakat,” ucap Johan.

“Oleh karena itu, mari bersatu menolak kebijakan kenaikan harga BBM ini,” ujar Johan lagi.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler