Soroti Perundungan yang Masih Terjadi di Lingkungan Pendidikan, Ini Saran Mbak Rerie

Senin, 31 Juli 2023 – 16:46 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat alias Mbak Rerie menyoroti masih terjadinya perundungan di lingkungan pendidikan. Foto: Dokumentasi Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA -  Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyoroti kasus perundungan yang kerap terjadi lingkungan pendidikan.

Menyikapi hal tersebut, dia mengatakan membangkitkan kembali filosofi pendidikan yang diwariskan Ki Hajar Dewantara penting untuk memulihkan kembali sistem pendidikan nasional yang mampu menjawab tantangan zaman.

BACA JUGA: Seniman Edi Kritik Pernyataan Prabowo Soal Coretan di Jalan, Perundungan yang Kurang Elok

"Upaya serius dan menyeluruh mendesak dilakukan untuk mengangkat kembali nilai-nilai pendidikan yang pernah ditanamkan Bapak Pendidikan Nasional kita Ki Hajar Dewantara," kata Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (31/7).

Saran tersebut juga disampaikan Lestari Moerdijat menyikapi hasil Asesmen Nasional (AN) 2021 dan 2022 yang mencatat sebanyak 24,4 persen peserta didik mengalami berbagai jenis perundungan.

BACA JUGA: Viral Kasus Perundungan Anak di Bandung, Begini Info dari Kombes Budi

Bahkan kerap terjadi miskonsepsi yang menganggap perundungan sebagai cara menguatkan mental peserta didik.

Menurut Lestari, filosofi yang diajarkan Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pengembangan karakter, kebebasan berpikir, dan penghargaan terhadap budaya untuk ditanamkan kepada para peserta didik.

Hal itu penting dilakukan di tengah proses pendidikan saat ini yang kerap fokus pada pencapaian akademik semata tanpa memperhatikan perkembangan karakter siswa.

Mbak Rerie yang akrab disapa itu mengatakan terjadinya sejumlah aksi perundungan di lingkungan pendidikan mengindikasikan masih kurangnya upaya menanamkan budi pekerti yang baik kepada para peserta didik.

"Perhatian terhadap nilai dan peringkat dalam proses pendidikan sering kali menghalangi tujuan utamanya untuk mengembangkan potensi peserta didik secara menyeluruh, baik kemampuan akademis maupun pembentukan karakter yang kuat," ungkap Rerie.

Anggota Komisi X DPR itu mengatakan pemahaman proses pendidikan yang hanya fokus pada sisi akademis semata menyebabkan seringkali terabaikannya upaya pembentukan karakter dan pengembangan kreativitas yang kuat dari peserta didik.

"Nilai-nilai pendidikan warisan Ki Hajar Dewantara, seperti penghargaan terhadap budaya dan tradisi lokal sangat penting dalam menjawab berbagai tantangan di era globalisasi, seperti maraknya budaya asing dan sistem pendidikan impor yang mengabaikan budaya lokal," tegasnya.

Rerie menegaskan berdasarkan kenyataan tersebut dibutuhkan kolaborasi yang kuat sejumlah pihak di sektor pendidikan untuk bersama-sama mendorong agar nilai-nilai luhur yang pernah ditanamkan para pendahulu bangsa ini dapat dilestarikan dan menjadi landasan dalam membangun sistem pendidikan nasional.

"Sehingga pembangunan di sektor pendidikan nasional benar-benar mampu menjadi penopang utama dalam mewujudkan sumber daya manusia Indonesia yang berkarakter kuat dan berdaya saing menghadapi berbagai tantangan zaman," pungkas Rerie. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler