JAKARTA - Penggunaan tiket elektronik (e-ticketing) Transjakarta masih kurang diminati penumpang. Padahal, penerapannya sudah berlangsung selama 6 bulan.
Mengacu pada data Unit Pengelola Transjakarta, jumlah penumpang di koridor 1 (Blok M-Kota) selama Januari hingga Maret mencapai 5.299.896. Dari jumlah itu, hanya 5,6 persen yang beralih dari tiket single trip ke e-ticketing.
Tapi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menilai wajar hal tersebut. Menurutnya, mengubah kebiasaan masyarakat untuk beralih dari tiket single trip ke e-ticketing membutuhkan waktu lama.
"Ini sosialisasi dulu, saya juga nggak mau langsung maksa. Mendorong orang untuk memakai itu tidak gampang. Perlu waktu, ini baru enam bulan," ujar Jokowi kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/7).
Jokowi menargetkan waktu 3 tahun untuk melakukan perubahan tersebut. Ia berharap, 3 tahun ke depan, sistem single ticket untuk Transjakarta bisa dihapus total.
Di waktu yang sama, Jokowi juga berharap agar Transjakarta sudah terkoneksi dengan moda transportasi lainnya seperti KRL, metromini dan kopaja. Oleh karenanya sistem tiket yang praktis dan efisien seperti tiket elektronik sangatlah dibutuhkan. "Akhirnya, nanti kalau monorel dan MRT juga jadi terintegrasi semua," paparnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Baru Berlaku, Jokowi Galakkan Razia
Redaktur : Tim Redaksi