jpnn.com - CARUBAN adalah kota kecil yang menjadi pusat pemerintahan ibukota Kabupaten Madiun.
Kota ini menggantikan ditetapkan PP 52 tahun 2010 resmi menjadi ibu kota kabupaten Madiun.
BACA JUGA: Kapolri Klaim Ada Agenda Makar pada Demo 212
Letaknya strategis secara administratif berada di wilayah Kecamatan Mejayan yang berada pada pertigaan jalur lintas antara Ngawi-Nganjuk tanpa melewati kota Madiun.
Berdasarkan cerita masyarakat setempat, Caruban berarti “carub” (bahasa jawa), yang artinya campur, sedangkan akhiran (an), adalah menunjukkan tempat.
BACA JUGA: Duh... FPI Kok Serukan Rush Money
Masyarakat yang bermukim di Caruban merupakan campuran terdiri dari beragam etnis.
Di kota Multi Etnis inilah MPR RI bersama Pemerintah Kabupaten Madiun menyelenggarakan pergelaran seni budaya Wayang.
BACA JUGA: Demi Keamanan, Ahok Bakal Diperiksa di Tempat Khusus
Ini menjadi salah satu metode Sosialisasi Empat Pilar MPR RI (Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara).
Tepatnya, Sabtu malam (19/11) MPR RI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Madiun menyelenggarakan pagelaran seni budaya wayang kulit di Alun-alun Mejayan, Caruban.
Pagelaran ini ditonton ratusan orang yang berbaur dengan pedagang kaki lima dari berbagai daerah Madiun dan sekitarnya.
Mereka datang demi menyaksikan pagelaran wayang kulit bersama dalang Ki H. Joko Sunarno yang menampilkan lakon “Amarto Binangun”
Pagelaran Wayang ini dihadiri anggota MPR RI yaitu Guntur Sasono (Fraksi Demokrat), H. Mohammad Suryo Alam (Fraksi Golkar), Eko Hendro Purnomo (Fraksi PAN), Ibnu Multazam, Anna Mu’awanah (Fraksi PKB).
Hadir juga Bupati Madiun H. Muhtarom,Ketua DPRD Kabupaten Madiun Djoko Setiono, Wali Kota Madiun, Kapolres, Dandim dan tokoh masyarakat dan ratusan warga dari berbagai pelosok Kabupaten Madiun.
Bupati Madiun Muhtarom dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada anggota MPR yang hadir pada pagelaran wayang kulit yang diselenggarakan di Alun-alun Mejayan.
"Sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui acara pagelaran wayang kulit merupakan bentuk kepedulian terhadap pelestarian kekayaan seni budaya bangsa, dan lebih dari itu untuk menghibur masyarakat Madiun akan kesenian wayang yang sudah lama merindukan pagelaran semacam ini," ujar Muhtarom.
Mewakili Pimpinan MPR RI Guntur Sasono dalam sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Madiun yang bersedia melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI melalui pagelaran ini.
"1 Juni 2016 lalu MPR RI melaksanakan peringatan pidato Bung Karno di Gedung Merdeka, Bandung dan pada peringatan itu Presiden RI Jokowi menandatangani keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila, untuk itu marilah kita maknai hari lahir Pancasila itu dengan merawat, menjaga, memelihara, dan merangkul semua lapisan masyarakat termasuk melestarikan seni budaya tradisional yang kita miliki untuk memperkuat NKRI," ujar Guntur.
Menurut Ketua fraksi Demokrat MPR RI itu, dalam melaksanakan sosialisasi Empat Pilar MPR RI, pimpinan MPR juga melibatkan seni budaya wayang kulit mencontoh dari para Wali Songo saat menyiarkan agama Islam di pulau Jawa melalui seni budaya wayang.
Dengan cara ini diharapkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar bisa dengan mudah diterima masyarakat, sekaligus untuk turut melestarikan kesenian tradisional ini.
Pagelaran pun segera dimulai dengan ditandai penyerahan tokoh wayang oleh Guntur Sasono kepada dalang Ki H. Joko Sunarno yang mengangkat lakon “Amarto Binangun”
"Semoga masyarakat bisa mengambil hikmah dan pelajaran baik dan positif dari lakon yang dipentaskan," pungkas Guntur. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wah..KPK Garap Wakil Bupati Buton
Redaktur : Tim Redaksi