Sosialisasi Empat Pilar MPR melalui Pagelaran Seni Budaya Mandar

Jumat, 16 Desember 2016 – 08:25 WIB
Anggota MPR RI dari Kelompok DPD RI Muhammad Asri Anas membuka kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI dengan tema “Pagelaran Seni Budaya Mandar dalam Rangka Peningkatan Nilai Kebangsaan” di lapangan Yayasan ASA, Desa Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (15/12). FOTO: Dok. Humas MPR RI

jpnn.com - POLEWALI MANDAR - Menggabungkan seni budaya dengan pemahaman kebangsaan menjadi metode Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Keempat pilar tersebut yaitu Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

Salah satu cara untuk menggabungkan seni budaya dengan pemahaman kebangsaan adalah  menggelar Pagelaran Seni Budaya Mandar di daerah yang sebelumnya bernama Kabupaten Polewali Mamasa (Polmas) dan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2005 tanggal 27 Desember 2005 kini menjadi Kabupaten Polewali Mandar (Polman).

BACA JUGA: Tingkatkan Kualitas Kader Beringin Lewat Sekolah Partai

Kegiatan Sosialisasi ini mengangkat tema “Pagelaran Seni Budaya Mandar dalam Rangka Peningkatan Nilai Kebangsaan” yang berlangsung di lapangan Yayasan ASA, Desa Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis (15/12/2016).

Dalam kegiatan ini hadir anggota MPR RI dari Kelompok DPD RI Muhammad Asri Anas, KH. Muhammad Syibli Sahabuddin, dan Camat Tapango Muhammad Dinar, Kepala desa Tapango, tokoh masyarakat serta ratusan undangan dari berbagai pelosok Tapango, Kabupaten Polewali Mandar.

BACA JUGA: Perempuan Terduga Teroris Itu Dulunya Tomboi, Berubah Sejak...

Saat membuka pagelaran, Muhammad Asri Anas mewakili Pimpinan MPR mengatakan pagelaran seni di desa Tapango, Polewali Mandar yang pada masa penjajahan dikenal dengan nama ‘Afdeling Mandar’ itu adalah momen baik untuk rakyat terutama generasi muda guna mengenal dan bangga akan seni dan budayanya sendiri.

Pagelaran seni budaya ini sebuah kejutan juga untuk warga Tapango. Sebab para generasi muda warga Tapango sudah jarang melihat pagelaran seni budaya mandar ini.

BACA JUGA: Ini Hubungan Terduga Teroris di Tasik dengan DYN si Calon Pengantin

“Generasi muda Indonesia selama ini lebih menyukai budaya asing. Padahal banyak sekali potensi-potensi wisata budaya di berbagai daerah Indonesia termasuk Sulawesi Barat, saatnya kita peduli akan budaya sendiri yang merupakan kekayaan negara Indonesia,” ujar Asri Anas.

Dalam pagelaran seni budaya tersebut ditampilkan secara bergantian berbagai pertunjukan seni dan budaya mulai dari Rebana, Tarian Bura Sendana, Kecapi Mandar, serta tampilan utama budaya daerah yakni Masayang-Sayang Mandar.

Masayang-Sayang Mandar adalah seni budaya daerah Sulawesi Barat yang merupakan warisan leluhur yang terus dilestarikan hingga kini dengan beberapa modifikasi. Kesenian khas Mandar ini biasanya diperankan oleh orang-orang yang melantunkan syair dengan bahasa daerah yang saling berbalasan.

Mereka menyampaikan dan mengungkapkan perasaan cinta dan kasih yang diiringi oleh pemain gitar. Serta di antara beberapa lagu mereka menyelipkan pesan tentang Pancasila, Persatuan dan Kebhinnekaan.(Adv/JAS)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rompi Penuh Kabel Disita dari Rumah Terduga Teroris di Tasik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler