jpnn.com, BATU - Bangsa Indonesia banyak yang tidak menyadari bahwa sejak era awal kemerdekaan hingga saat ini banyak upaya-upaya untuk melemahkan bahkan menghilangkan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia.
Jadi, banyak sekali upaya sistematis untuk membuat nasionalisme luntur sehingga perlu mengingat lagi hal yang sangat fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yakni Pancasila.
BACA JUGA: Diskusi 4 Pilar MPR: Ingat Ya, Pemilu 2019 Ada 5 Surat Suara
Beberapa upaya tersebut antara lain, tokoh sentral PKI DN. Aidit waktu itu menyampaikan bahwa Pancasila itu alat pemersatu bangsa tapi kalau Indonesia sudah bersatu, Pancasila tidak dibutuhkan lagi Pancasila. Puncaknya adalah peristiwa G 30 S PKI. Upaya lainnya adalah pemberontakan DI/TII, Permesta dan lainnya.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua MPR RI DR. H. Mahyudin, ST, MM dalam acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerja sama MPR dengan P4TK, KNPI Jatim, dan RH Center, di Gedung Krakatau, Kompleks Gedung PPPPTK PKn dan IPS, kota Batu, Jawa Timur, Selasa (28/8/2018).
BACA JUGA: Ketua MPR Menyapa Warga Korban Gempa Lombok di RSUD
Hadir dalam acara tersebut anggota MPR RI Ir. H. Ridwan Hisham, Kepala P4TK PKn dan IPS Drs.H. Subandi dan ratusan sekitar 500 lebih peserta guru-guru PKn dan IPS serta anggota KNPI se-kota Batu, Jawa Timur.
BACA JUGA: OSO: Orang Minang Tersebar tapi Selalu Ikut Membangun
"Jadi kita lihat sejarah dari Indonesia merdeka sampai sekarang sudah berapa kali upaya mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara itu tapi Alhamdulillah selalu gagal total termasuk pemberontakan fenomenal G 30 S PKI. Pancasila ternyata masih sakti,” katanya.
Era kekinian, lanjut Mahyudin, ancaman-ancaman tersebut belum surut bahkan terus muncul dengan berbagai wujud baru antara lain, narkoba, masuknya pemahaman-pemahaman radikal mendegradasi nasionalisme anak bangda sampai kemajuan teknologi dan media sosial pun bisa menggerus nasionalisme anak bangsa terutama generasi muda jika tidak bijak dan hati-hati dalam menggunakannya.
"MPR dengan Sosialisasi Empat Pilarnya (Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika) adalah upaya negara untuk membendung berbagai potensi ancaman tersebut dengan merefresh kembali pemahaman anak bangsa Indonesia akan nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya.
Namun, Mahyudin mengingatkan bahwa segala upaya merefresh kembali pemahaman nilai-nilai luhur bangsa butuh peran dan kiprah aktif seluruh anak bangsa.
"Intinya, semua saling mengingatkan satu sama lain menjadi agen pemahaman Pancasila di lingkungan sekitarnya seperti peran para guru dam pendidik yang sangat strategis perannya di lingkungan sekolah dan dunia pendidikan," tandasnya.(adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tanamkan Persatuan Lewat Jalan Sehat Empat Pilar MPR
Redaktur : Tim Redaksi