Sosiolog UNAIR: PPKM Darurat Sudah Tepat

Senin, 05 Juli 2021 – 15:15 WIB
Petugas gabungan menggelar razia di masa PPKM Darurat. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sosiolog Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, Bagong Suyanto, mengapresiasi pemerintah yang menunjukkan komitmennya dalam mempercepat penanganan Covid-19 di wilayah Jawa dan Bali, melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Dengan penerapan protokol kesehatan yang tiga kali lebih ketat dari sebelumnya, diyakini masa darurat ini bisa segera terlewati.

BACA JUGA: Umumkan Positif Covid-19, Seperti ini Kondisi Eddies Adelia

Selain memberikan apresiasi, Bagong juga meminta pemerintah agar tidak menyeragamkan pemberlakuan kebijakan PPKM berdasarkan indikator status daerahnya.

“Masing–masing daerah memiliki kekhasan sendiri berdasarkan variasi masalahnya. Surabaya juga jangan digebyah uyah (disamaratakan). Mungkin situasi kayak di satu kelurahan itu bisa beda dengan kelurahan lain. Jadi perlu dikaji. Butuh keberanian pemerintah daerah untuk membuat langkah yang lebih,” kata Bagong saat dihubungi awak media belum lama ini.

BACA JUGA: Sandiaga Uno Berbagi Kiat Memulai Bisnis di Acara HUT Ke-75 BNI

Bagong juga meminta agar pemerintah melihat kekuatan dan daya tahan masyarakat saat ini yang karakternya berbeda saat awal terjadinya pandemi.

“Kalau pandemi pertama kali masyarakat masih punya tabungan untuk bertahan hidup. Kalau sudah setahun setengah gini sudah beda daya tahannya, turun drastis. Masalah diberlakukan PPKM sementara, apabila pemerintah tidak bertanggung jawab untuk memberi kompensasi, itu tidak akan kuat masyarakat,” tegas Bagong.

BACA JUGA: Pesan Terakhir Beben Jazz, Dik Doank: Dia Sudah Rindu Tuhan

Bagong mengatakan situasi saat ini akan memberikan dampak sosial, ekonomi dan produktivitas karyawan.

Oleh karena itu menurut Bagong, keputusan pemerintah yang memberikan pengecualian bagi pabrik yang sudah menerapkan protokol kesehatan yang ketat, sudah tepat.

Misalkan dengan tetap 100% WFO dengan prinsip kehati–hatian dan protokol kesehatan tiga kali lebih ketat dan waktu yang fleksibel dengan pemberlakuan 3 shift.

“Tidak bisa diberlakukan seragam semua. Saya kira itu yang penting. Ini dampak pandemi sudah di lintas kelas. Bagi pekerja, kelas pengusaha pun terkena. Kalau mereka tidak dapat kompensasi, ekonomi Indonesia bisa collaps bener ini,” ujar Bagong.

Di Surabaya, sejumlah pabrik terus menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai aturan pemerintah, termasuk PT HM Sampoerna Tbk.

Saat ini, perusahaan tersebut mendorong para karyawannya untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi yang dilaksanakan oleh pemerintah.

Sampoerna juga ikut berpartisipasi dalam program vaksinasi gotong royong. Hingga saat ini, sekitar 9.000 karyawan langsung dan tak langsung telah divaksin.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler