jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam menilai tokoh dari Minang HM Darmizal layak menjadi Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres Joko Widodo.
Saiful menilai Ketua Umum Relawan Jokowi itu juga pasti memahami Presiden Jokowi. Sebab, Darmizal memiliki karakter yang sama dengan Jokowi karena punya latar belakang yang sulit di masa kecil.
BACA JUGA: PAN Sudah Incar Koalisi dengan Nasdem dan PDIP untuk Pilpres 2024
Di samping itu, Darmizal juga punya jaringan yang luas serta sama-sama alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
"Jadi Darmizal pantas dipilih Presiden Jokowi sebagai salah satu dari sembilan orang anggota Watimpres," kata Saiful Anam saat dihubungi, Rabu (6/11).
BACA JUGA: Wiranto dan Yusril Kandidat Wantimpres? Begini Respons Moeldoko
Saiful menerangkan, orang-orang yang bakal mengisi posisi Watimpres harus punya kredibilitas dan kapasitas di bidangnya masing-masing. Dengan begitu, rekomendasi Watimpres nantinya benar-benar didengar oleh Presiden Jokowi.
"Presiden harus bijak dan juga berhati-hati dalam memilih tokoh yang akan duduk sebagai Watimpres," ujar Saiful.
Dosen Fakultas Hukum Unas ini menambahkan, Wantimpres bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden Jokowi dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan.
Dia juga mengingatkan, sesuai UU Nomor 19 tahun 2006 tentang Wantimpres, pengangkatan anggota Watimpres sepenuhnya menjadi hak prerogratif presiden.
Anggota Watimpres diangkat paling lama tiga bulan setelah presiden dilantik.
"Saya kira pak Darmizal adalah figur yang memenuhi kriteria sesuai UU tersebut. Jadi tepat sekali jika Presiden mempercayai dan menempatkan tokoh Minang yang satu ini sebagai anggota Wantimpres," pungkas Saiful.
Darmizal sendiri mengaku berterima kasih atas dorongan tersebut. Namun dia mengingatkan pemilihan Wantimpres merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.
"Bagi kami, berjuang menjadi relawan Jokowi adalah panggilan hati nurani yang tidak bisa diintervensi siapa pun. Bahwa yang kami lakukan, dilihat atau tidak oleh pak Jokowi, kami tidak pernah membahasnya," jelas salah satu pendiri Partai Demokrat itu. (tan/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga