jpnn.com - Tiba-tiba, ada seorang pria dengan wajah mengerikan mendekati Haji Irwan.
Dengan suara lantang ia menghardik dan menantang pemilik tempat praktik Rumah Bekam di jalan Industri, Ampenan Selatan, Mataram, NTB itu. Siapa dia? Berikut ceritanya.
BACA JUGA: Punya Bini Muda, si Kakek Pengin Kembali Perkasa
LALU MOHAMMAD ZAENUDIN, Mataram
HUJAN berjatuhan menghantam atap seng. Beberapa pengendara, menepi di bawah pohon dan ruko-ruko pinggir jalan.
BACA JUGA: Hati-Hati! Banyak Pengobatan Alternatif Tak Berizin
Haji Irwan yang telah berusia 65 tahun itu menarik napas panjang.
Dengan tangan kanan memegang lutut, ia menopang badannya yang sudah mulai renta. "Biasanya agak sore, baru ramai,” ujar Irwan, kepada Lombok Post (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Aneh Tapi Nyata! Penyembuhan Dengan Bakar Tubuh
Tetapi, suara hujan yang semakin kencang, membuat suaranya nyaris tak terdengar.
Irwan lantas mengajak masuk ke dalam ruangan, sembari melihat-lihat ruang praktiknya.
Di sana, ada dua bilik tersedia. "Di sini untuk pria dan di sini wanita,” ujarnya.
Dinding bilik dihiasi dengan beberapa pigura bergambar anatomi tubuh manusia.
Baik untuk pria dan wanita. Titik-titik bekam untuk pengobatan berbagai penyakit pun bisa dilihat detail di sana. "Ini beda dengan teknik akupuntur,” jelasnya.
Teknik akupuntur lebih menekankan pada penusukan jarum di beberapa titik syaraf.
Sedangkan, teknik bekam menghisap darah statis yang mengandung toksin, atau ada juga yang menyebut darah mati karena warnanya yang kehitam-hitaman.
Sehingga, peredaran darah di dalam pembuluh bisa kembali lancar dan normal.
Tetapi prinsipnya, titik yang tidak boleh dilakukan bekam yakni di persendian.
Seperti lutut, siku dan berbagai titik sendi tubuh manusia.
"Kalau ada yang melakukan ini, berarti dia bukan ahli bekam, harus hati-hati,” peringatnya.
Selama praktik, dari ribuan kasus sakit yang diderita pasien, Irwan mengklaim 95 persennya berhasil disembuhkan.
Dia mengatakan, sama sekali tidak menggunakan bahan kimia untuk mengobati pasiennya.
"Pengobatan luka bekas sayatan pisau bedah cukup dengan obat merah, sedangkan sebelum di sedot dilamuri dulu dengan minyak zaitun,” terangnya.
Alat untuk menyayat ‘gudukan’ darah statis yang berhasil di sedot dengan alat bekam, menggunakan pisau bedah.
Tajamnya, melebihi silet. Irwan mengaku memesan khusus dalam jumlah banyak.
“Satu orang satu pisau, supaya penyakitnya tidak menular ke orang lain,” ujarnya sembari menunjuk pisau yang lebarnya tidak lebih besar dari kelingking.
Teknik bekam ini sudah ada sejak zaman kerajaan Sumeria. Kemudian, terus berkembang sampai Babilonia, Mesir Kuno, Saba dan persia.
Tidak hanya, penyakit yang bisa disembuhkan secara medis. Bekam rupanya bisa juga ‘mengobati’ penyakit non medis seperti kena teluh atau santet!
Pernah suatu ketika, pasien asal Mapak mendatangi Irwan. Sebut saja namanya Ujang.
Ia mengaku sudah berulang kali bolak-balik ke dokter. Tetapi kondisnya justru semakin memprihatinkan.
Tubuhnya kurus, wajahnya pucat dan tidak ada gairah makan. "Tiga kali dia ke dokter, tetapi obat yang diminum, tidak bereaksi sedikit pun malah semakin sakit,” terangnya.
Sebelum di Bekam, basa-basi Irwan menanyakan keseharian Ujang. Ternyata, dari penuturan pasiennya, Ujang akhirnya mengaku pernah bertengkar dengan seorang warga. Perkara awalnya, hanya karena pembagian air di sawah.
"Bahkan ia mengaku sempat kelahi juga, nah sejak itu ia mengaku badannya semakin lemas tidak ada tenaga,” tuturnya.
Irwan mengaku prihatin dan iba. Maka dengan segala daya dan upaya ia mencoba membantu pria itu.
Memulai pengobatan bekam, usai salat Isa, darah-darah statis di dalam tubuh ujang disedot dengan alat bekam.
"Setelah selesai, saya minta pasien saya itu datang satu minggu lagi, sembari melihat ada tidak hasilnya,” ujarnya.
Tetapi hal aneh justru dialaminya. Malam harinya di dalam mimpi, Irwan mengaku didatangi sosok menyeramkan dengan wajah gelap.
Sosok itu, mengardik lalu menantangnya. “Ia marah lalu berteriak pada saya, ‘mau melawan saya?!’ katanya,” cerita dia.
Irwan yang mengaku tidak tahu apa-apa justru terkejut. Ia sempat berujar pada sosok itu, jika dirinya tidak ada niat melawan siapa pun.
"Tetapi kalau ada yang minta pertolongan tentu saya akan bantu, begitu saya jawab dia,” sambungnya.
Satu minggu kemudian, pasien itu datang lagi. Ia mengaku agak sehat, tetapi belum sepenuhnya mengembalikan semangatnya.
Irwan, lalu kembali melakukan bekam untuk kedua kalinya.
Darah hasil bekam, kali ini tidak dibuang, tetapi diserahkan pada pasien. Setelah berpesan agar membaca beberapa doa-doa dan shalawat, ia meminta setelah itu darah itu dibakar.
"Dan setelah dibakar kata pasien itu, warna darah itu seperti busur api las, pasien itu alhamdulillah sekarang sudah berangsur membaik!” tutupnya. (*/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menyeramkan, Warga Honduras Heboh Ada Mayat Ketuk Peti Mati dari Dalam
Redaktur & Reporter : Soetomo