jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Prof. Dr. Sri Adinginsih meninggal dunia di Yogyakarta pada Sabtu (17/6)
Guru besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM) itu wafat dalam usia 62 tahun di RSUP dr. Sardjito, Yogyakarta, pukul 18.37 WIB.
BACA JUGA: Berita Duka, Prof. Sri Adininingsih Mantan Ketua Wantimpres Meninggal Dunia
Dekan FEB UGM Prof. Didi Achjari mengatakan kepergian Prof. Sri Adiningsih meninggalkan dukacita mendalam.
"Civitas akademika FEB UGM merasakan duka yang mendalam atas kepergian beliau. Semoga mendiang diampuni segala dosanya, diterima amal ibadahnya, serta memperoleh tempat terbaik di sisi-Nya," ujar Prof. Didi.
BACA JUGA: Teman SMP Jokowi Itu Gajinya Sama dengan Menteri
Menurut Prof. Didi, salah satu guru besar terbaik FEB UGM itu dikenal oleh para kolega maupun mahasiswanya sebagai pribadi yang ramah, peduli, dan menyenangkan.
"Prof. Sri Adiningsih memberikan begitu banyak kontribusi terhadap UGM, khususnya bagi Fakultas Ekonomika dan Bisnis," ucap dia.
BACA JUGA: Jokowi Ungkap Alasan Tunjuk Wiranto Jadi Ketua Wantimpres
Prof. Sri Adiningsih lahir di Surakarta pada 11 Desember 1960. Dia juga dikenal sebagai teman satu angkatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di SMP 1 Surakarta.
Sri Adiningsih memperoleh gelar S.E. dari Program Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi UGM. Selanjutnya, dia mendapatkan gelar master of science (M.Sc.) dari University of Illinois at Urbana-Champaign di Amerika Serikat (AS) pada 1989.
Sri Adiningsih juga memperoleh gelar doktor ilmu ekonomi dari kampus tempatnya meraih gelar M.Sc..
Setelah mendapat gelar tersebut, Prof. Sri Adiningsih pulang ke Indonesia dan melanjutkan kariernya sebagai dosen sekaligus peneliti di UGM.
Selama menjadi dosen, Prof Sri mengajar mata kuliah perekonomian Indonesia, makroekonomika, bank dan lembaga keuangan, serta workshop ekonomika moneter.
Sri Adiningsih juga mendapatkan amanah menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM. Pada 2012, dia dilantik sebagai guru besar di UGM.
Sekitar dua tahun kemudian, Prof. Sri mendapatkan amanah memimpin Pengelola Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) FEB UGM.
Di luar UGM, Prof. Sri juga mengukir sederet prestasi, antara lain, pernah dipercaya sebagai adviser/principal economist Exim Securities (1997), serta anggota tim ahli penyiapan materi Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) bidang Wanhankamnas 1998.
Pada 1999, Sri Adiningsih dipercaya menjadi anggota ombudsman pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Sri Adiningsih juga pernah ditunjuk menjadi anggota Tim Ahli Panitia Ad Hoc MPR pada 2001. Selanjutnya, dia terpilih menjabat sebagai sekretaris Komisi Konstitusi MPR.
Tidak hanya itu, Sri juga terlibat aktif sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) dan menjadi founder Institute of Social Economic & Digital (ISED).
Almarhumah juga memperoleh berbagai penghargaan, antara lain, Lencana Kesetiaan 35 Tahun dari UGM (2021) dan Satyalancana Karya Satya XXX dari Pemerintah Republik Indonesia pada 2019.
Prof. Sri juga menerbitkan banyak artikel jurnal dan buku tentang ekonomi. Pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di era 2014-2019, Sri Adiningsih dipercaya memimpin Wantimpres.(Antara/JPNN.com)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kok Bu Wantimpres Mendadak Ngomong soal Pajak Meleset dari Target?
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi