Sowan ke Kiai Lirboyo, Wasekjen PDIP Disodori Nama Gus Ipul

Kamis, 07 September 2017 – 22:37 WIB
Wakil Sekjen PDIP Ahmad Basarah (paling kiri) saat mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/9) untuk sowan kepada KH Anwar Manshur dan para kiai di wilayah Mataraman. Foto: YSA/RMO

jpnn.com, KEDIRI - Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengawali safari politiknya di Jawa Timur dengan mengunjugi Pondok Pesantren Lirboyo di Kediri, Kamis (7/9) sore. Basarah sengaja sowan ke kiai sepuh yang dihormati warga Nahdatul Ulama (NU) untuk bersilaturahmi sekaligus menghimpun masukan untuk menghadapi berbagai persoalan kebangsaan, termasuk soal Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018.

Di Lirboyo, Basarah menemui KH Anwar Manshur, Kamis (7/9) sore. Kiai karismatik yang disegani nahdiyin di wilayah Mataraman itu mewanti-wanti agar warga tidak terpecah-pecah akibat Pilgub Jatim 2018.

BACA JUGA: Abdullah Azwar Anas: Saya Serahkan Semuanya ke Bu Mega

Kiai Anwar menceritakan, beberapa waktu lalu para kiai di Jatim telah bertemu dan besepakat agar pilkada tidak mengorbankan persatuan dan kesatuan. Namun, para kiai juga mendorong lahirnya pemimpin yang mampu menyejahterakan masyarakat dan menjaga stabilitas.

Pertemuan para kiai itu menghasilkan kesepakatan tentang nama yang akan diusung. Pilihan para kiai adalah Saifullah Yusuf alias Gus Ipul.

BACA JUGA: Jelang Pilgub Jatim, Wasekjen PDIP Bakal Sowan ke Kiai Sepuh

“Kami sudah sepakat untuk mencalonkan Saifullah Yusuf sebagai cagub Jawa Timur. Untuk selanjutnya meminta PKB menjadi kendaraan politiknya dan meminta kepada Saifullah untuk mendaftar ke PDIP," tutur Kiai Anwar di depan Basarah.

Banyak kiai yang juga hadir pada pertemuan antara Kiai Anwar dengan Basarah. Antara lain para kiai dari Lirboyo seperti KH Abdulloh Kafabihi Mahrus, KH Habibulloh Zaini, KH An'im F Mahrus, KH Hasan Zamzami Mahrus, KH Athoillah S Anwar, dan KH M Ma'ruf Zainuddin.

BACA JUGA: Sekjen PDIP Pacu Spirit Nasionalisme Warga Sulut dengan Vide

Para Kiai dari Kediri juga menghadiri pertemuan itu. Yakni KH Abdul Hamid Abdul Qodir, KH Sholeh Abdul Jalil, KH Nashir Badrus, KH Najib Zamzami, KH Nurul Huda Ahmad, KH Zainuri Faqih, KH Abu Bakar Abdul Jalil, KH Zubaduzzaman, Kyai Anang Darunnaja, dan KH Thoha Douglas Yahya alias Gus Lik.

Selain itu, ada pula KH Dliyau'uddin Zubaidi dari Blitar, KH Abdul Hadi Mahfudz dan KH Minan Ali dari Blitar, KH Ali Musthofa Said dan KH As?ya' Hamida dari Nganjuk, serta KH Kholifah Sholeh dan KH Muh Mukhlas Noer dari Trenggalek.

Sedangkan Basarah didampingi Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim Kusnadi, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, serta para sejumlah pengurus Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) antara lain Nasyirul Falah Amru (sekretaris jenderal) dan Yayan Sopyani Al Hadi (humas).

Kiai Anwar mengatakan, para kiai hanya dalam posisi mengusulkan nama. Karena itu para kiai menyerahkan sepenuhnya keputusan terakhir yang akan diusung PDIP pada Pilgub Jatim 2018 ke Megawati Soekarnoputri selaku ketua umum partai berlambang kepala banteng itu.

"Siapa yang ditunjuk, yang dikehendaki Ibu Mega, kami akan terima dan dukung. Yang penting harus menang. Setelah itu, kita rawat bersama-sama Jatim yang aman, tenteram, dan diridhoi Allah," tuturnya.

Kiai Anwar Iskandar juga menyampaikan pentingnya sinergi kekuatan Islam- Nasionalis di Indonesia. Karena Indonesia sejak awal berdirinya adalah hasil kerja keras dan perjuangan para pendiri bangsa yang mewakili golongan kebangsaan dan golongan agama, khususnya Islam yakni para kiai dan ulama.

"Ini baik dalam upaya meneruskan yang dulu dilakukan Bung Karno dan Mbah Hasyim, Gus Dur dan Mbak Mega, dan sekarang ini kita teruskan. Begitu indah sekali," tukasnya.

Kiai Anwar menambahkan, sinergi NU dengan PDIP bisa menghasilkan sesuatu luar biasa bagi Indonesia. Sebab PDIP merupakan kekuatan politik terbesar, sedangkan NU merupakan organisasi kultural dengan jumlah anggota terbanyak.

Menurut Kiai Anwar, nasionalisme PDIP dan NU tentu tak perlu diragukan. Bahkan, katanya, nasionalisme sudah seperti pelajaran wajib di pesantren.

“Menjaga agama, negara, keturunan, harga diri, adalah kewajiban. Bahkan Mbah Hasyim (pendiri NU KH Hasyim Asy’ari, red) pernah mengeluarkan fatwa hubbul wathan minal iman, yaitu mencintai bangsa adalah bagian dari iman,” tegas rais syuriah PWNU Jawa Timur itu.

Sementara Basarah mengatakan, masukan dari para kiai akan disampaikan ke Megawati pada Minggu mendatang (10/9). Dia menegaskan, masukan para kiai pasti akan menjadi pertimbangan penting dalam menentukan calon untuk Pilgub Jatim.

"PDI Perjuangan akan mengadakan rapat kerja tiga pilar partai yang dihadiri dan dipimpin Ibu Mega. Nanti akan saya sampaikan laporan ini langsung kepada beliau, dan saya pastikan akan menjadi pertimbangan penting dalam mengusung cagub Jatim," katanya.

Basarah juga sepemahaman dengan Kiai Anwar tentang sinergi antara kaum nasionalis dengan nahdiyin. Menurutnya, sinergi itu yang sudah terjalin sejak Bung Karno rutin bersilaturahmi dengan para tokoh pendiri NU seperti KH Hasyim Asy’ari dan KH Wahab Hasbullah.

Untuk itu, PDIP akan selalu merawat sinergi itu. "PDIP akan senantiasa mengajak NU untuk selalu bergandengan tangan dan bekerja sama mengawal negara Pancasila dari berbagai macam ancaman yang datang dari dalam dan luar negeri," tegasnya.(ysa/rmo/jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bangun Komunikasi dengan Empat Partai untuk Pilgub Jatim


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler