Leksi mengatakan, hal tersebut mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan konsumen di wilayah Ampenan. ‘’Kita jadi tidak bisa melayani kebutuhan konsumen. Kasihan juga jika konsumennya harus jauh-jauh pergi ke SPBU lain karena di sini sudah kehabisan stok,’’ katanya.
Tidak hanya waktu tutup SPBU yang menjadi lebih awal. Leksi mengatakan, suplai BBM baru datang pada pukul 09.00 pagi, sehingga waktu buka SPBU Primkopal TNI AL Ampenan yang seharusnya sejak pukul 06.00 pagi terpaksa dimundurkan.
Selain disebabkan peningkatan jumlah konsumen, stok Premium juga kerap habis karena adanya pengendalian jumlah suplai BBM dari Pertamina. Beberapa waktu terakhir, Pertamina melakukan pengendalian stok BBM.
Leksi mengungkapkan, pihak Pertamina beralasan, stok BBM memang harus dibagi sesuai kebutuhan setiap SPBU. Leksi mengaku biasanya diberi jatah 24 kiloliter premium per hari. Namun dalam beberapa bulan terakhir, hanya diberi 16 kiloliter.
Senada dengan Leksi, Putu Satria Wibawa, manajer SPBU Karang Jangkong mengakui adanya pengendalian stok BBM oleh Pertamina dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Jika pada bulan-bulan sebelumnya, ia diberi jatah 40 kiloliter per hari, maka bulan ini ia hanya diberi 32 kiloliter. ‘’Pengendalian ini memang berbanding terbalik dengan kebutuhan pengendara yang meningkat dalam satu bulan terakhir. Semalam saja kita juga kehabisan stok sehingga harus tutup jam 9 malam,’’ kata Putu.
Namun, Putu menolak jika BBM dikatakan mengalami kelangkaan. Menurutnya, dapat dikatakan langka jika semua SPBU kehabisan stok, tapi dari pantauannya beberapa SPBU masih memiliki stok yang memadai.
Sementara itu, pihak Pertamina belum memberikan keterangan terkait pengendalian suplai BBM dan isu stok BBM yang hampir habis. Galih Pradipto, sales representatif Depo Pertamina Ampenan yang hendak dikonfirmasi beralasan, belum memiliki waktu luang untuk diwawancarai. Sementara, Kepala Penjualan BBM, Depo Pertamina Ampenan, Edwin Nofiansyah juga belum dapat dihubungi. (cr-uki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPD Sarankan Dibangun Pabrik Semen di Papua
Redaktur : Tim Redaksi