Speadboat Tabrakan, 4 Tewas

Kamis, 04 April 2013 – 07:19 WIB
PALEMBANG – Kecelakaan maut antar speedboat terjadi di perairan Sungai Musi, Palembang. Setidaknya empat warga Banyuasin tewas dalam kecelakaan tersebut. Sementara tiga warga lagi masih dalam pencarian lantaran tenggelam. 

Korban tewas masing-masing Nanda (15) warga Sungsang 6, Helen (24) warga Sungsang I, Salmah (35) warga Sungsang 4 dan Emon (9) warga Sungsang 4, Banyuasin. Sementara yang hilang masing-masing Yolanda (11) Hadri (35), dan satu penumpang speed yang belum diketahui namanya.

Sedangkan 19 penumpang yang terjebak di dalam speedboat berhasil diselamatkan yaitu Ita (30) Warga Sungsang Banyuasin, Diandra (8 bulan) anak Ita, Mat Rayo alias Mat Raye (86) Sungsang II, Banyuasin, Rusdianto (34) Sungsang II, Banyuasin, Cik Onah (47), warga Sungsang Banyuasin, Muhamad alias Mamat (47) warga Sungsang Banyuasin, Irawan (24), warga Sungsang Banyuasin, Sudiana (32), warga Sungsang Banyuasin, Tini (26), warga Sungsang Banyuasin, Palem (40), warga Sungsang Banyuasin, Fariha (9), warga Sungsang Banyuasin, Ahmad (9), warga Sungsang Banyuasin, Rian (20), Warga Sungsang Banyuasin, Firman (16), warga Sungsang Banyuasin, Imam (20), warga Sungsang Banyuasin, Doni (24), warga Sungsang Banyuasin, Jaya (12) warga Sungsang Banyuasin, Sarbini (35) warga Sungsang Banyuasin,  Cik Una (45) warga Desa Upang, Banyuasin.

Informasi yang dihimpun wartawan Sumatera ekpres (Grup JPNN), kejadiannya sekira pukul 10.00 WIB, Rabu (3/4) di perairan Sungai Musi, persisnya depan SPBE kelurahan 1 Ilir, Kecamatan Ilir Timur (IT) II Palembang. Berawal dari speedboat “Putra Asmara” mesin 200 PK  diserangi Sarbini (35) warga Sungsang, dari arah Sungsang, Banyuasin menuju Palembang. Saat itu speed bermuatan 23 penumpang ini menyisiri Sungai Musi bagian seberang ilir Palembang. Kemudian di saat bersamaan melintas pula speed boat “Akhirnya Datang Juga” diserangi Hadri (55) warga Upang, dari Upang, Banyuasin juga hendak ke Palembang. Speed Boat yang bermuatan 1 orang penumpang ini hendak menyebrang dari seberang ulu ke Seberang ilir Palembang.

Saat menyebrang tersebut, diduga kedua serang sama-sama tak melihat lantaran terhalang kapal besar (tangker) yang sedang turun jangkar di tengah perairan. Terlihat, setelah kedua jarak speedboat  telah dekat.

Brakk!!!, walau berusaha membanting setir namun speedboat yang diserangi Sarbini tak mampu menghindar dan menghantam bagian belakang Speed yang diserangi Hadri. “Aku sudah banting setir ke kiri tapi dak bisa ngelak lagi dan masih kena buntut speed. Aku dak bisa ngelak karena tiba-tiba dia sudah ada di depan aku pas mau nyebrang. Memang di situ ada kapal besar, jadi dak kelihatan,” terang Sarbini bersama Rian, kernetnya ditemui di lokasi kejadian.

Tak pelak, para penumpang yang terdiri orang dewasa, anak-anak hingga bayi ini pun langsung histeris. Lambat laut speed mesin 200 pk mulai tenggelam lantaran bagian dasarnya berlobang dan air mulai masuk ke dalam. Begitupun speed 40 pk yang terhempas, hingga Hadri serangnya, diduga terpental ke dalam sungai Musi. “Pas tabarakan itu speed aku bocor dan mulai tenggelam,” ujar Sarbini lagi.

Warga sekitar yang melihat kejadian dan petugas Pos Pengamat 1 Ilir TNI AL langsung bergegas berusaha membantu sembari menghungi petugas Dit Pol Air Polda Sumsel dan Sat Pol Air Polresta Palembang. Ketek warga langsung mendekati para korban, termasuk petugas TNI AL yang mengerahkan speed karet untuk menolong para penumpang yang masih terjebak di dalam speed.

“Melihat kejadian tersebut, kami langsung bergegas bersama warga menyelamatkan para penumpang yang terjebak,” ujar Kopral Muslimin, anggota Pos Pengamat TNI AL 1 Ilir Palembang.  

Warga dan petugas sedikit sulit mengevakuasi para korban di speedboat mesin 200 pk lantaran penumpang terjebak. Kondisi speedboat berpenumpang 24 orang termasuk serang ini tertutup, hanya ada jendela kecil di samping Speed. Sementara tempat duduk juga berhimpitan, akibatnya hanya penumpang yang berada di depan dan dibelakang speed yang mudah dievakuasi. Begitupun untuk pelampung juga tak tersedia.

Satu persatu penumpang berhasil dievakuasi oleh warga, petugas TNI AL, Polisi dan Koramil setempat. Beberapa penumpang yang diduga duduk di bagian tengah speed juga sempat terminum air. Akibatanya 4 penumpang tewas saat berhasil di evakuasi, mereka adalah Nanda (15) warga sungsang 6, Helen (24) warga sungsang I, Salmah (35) warga Sungsang 4 dan Emon (9) warga Sungsang 4, Banyuasin.

Sementara tiga korban lagi statusnya masih hilang diduga pingsan dan tersapu aliran Sungai Musi. Mereka ialah Yolanda (11), Hadri, dan satu penumpang speed 200pk yang belum diketahui namanya.

Sedangkan para penumpang yang selamat semuanya warga Sungsang masing-masing Ita (30) dan anaknya Diandra (8 bulan), kemudian Mat Rayo (86) Sungsang II, dan Rusdianto (34) Sungsang II lorong Bibit. Mereka mengalami luka-luka dan sempat dilarikan ke rumah sakit Boombaru. Kemudian  Cik Onah (47), Muhamad alias Mamat (47) Irawan (24), Sudiana (32), Tini (26), Palem (40), Fariha (9), Ahmad (9), Rian (20), Firman (16), Imam (20), Doni (24), Jaya (12) termasuk Sarbini Kemudian penumpang dari speed mesin 40 Pk, Cik Una (45) warga Desa Upang, Makarti jaya, Banyuasin. 

Ditemui di lokasi kejadian, tampak warga bersama petugas Dit Pol Air Polda Sumsel, Sat Pol Air Polresta, TNI AL masih berusaha melakukan pencarian terhadap para penumpang yang hilang. Korban yang tewas dan luka-luka juga langsung dilarikan ke rumah sakit Boom Baru Palembang. Begitupun, korban selamat yang lain dibawa ke Masjid Sultan Agung 1 Ilir.

Tampak Cik Onah yang merupakan ibnu dari Yolanda dan Helen tampak histeris. Dirinya tak menyangka kalau Helen anaknya meninggal, sementara Yolanda belum ditemukan. “Cak mano pak anak kita,” jeritnya yang langsung dipeluk Mamat suaminya. Bukan itu saja, Cik Onah masih khawatir dengan kondisi Dianan cucunya yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit BoomBaru. “Cucu aku itu ngapo diinfus itu,” jeritnya ibu enam anak ini lagi. 

Komandan Lanal Palembang letkol Laut I.G Merta Yasa S.Sos melalui Kasi Ops Lanal Lettu Bangun S arifin mengatakan pihaknnya saat kejadian hanya membantu mengevakuasi korban yang tewas dan selamat serta mengamankan serang. Pihaknya juga turut membantu pencarian korban yang hilang dengan mengerahkan personel TNI AL dengan tiga Speedboat karet.

“Kejadiannya memang di dekat Pos pengamatan kami. Jadi anggota langsung melakukan membantu mengevakuasi korban yang ada di dalam speedboat. Sementara untuk kasusnya ditangani pihak Ditpolair Polda Sumsel,” terang Bangun.

Direktur Ditpolair Polda Sumsel  Kombes Pol Omad melalui Kasubdit Gakum AKBp Denny Haryadi S.Ik ditemui di lokasi kejadian mengatakan pihaknnya masih melakukan pemeriksaan terhadap para saksi dan sopir serang. Dikatakannya diduga para serang sama-sama tak melihat lantaran ada kapal besar yang turun jangkar di tengah peraiaran dan terjadilah tabrakan. “Korban tewas ada empat, sementara tiga korban lagi masih kita cari,” terangnnya.(gti/cj8/aja)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Solar Langka, Sopir Truk Ancam Bakar SPBU

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler