TERNATE - Cuaca ekstrem akibat pumpunan angin yang memanjang di laut Sulawesi hingga laut Arafuru, berdampak buruk terhadap perairan di Maluku Utara akhir-akhir ini. Terbukti, Minggu (29/1) malam tadi, gelombang tinggi menghantam pesisir Kota Ternate. Bahkan di pesisir Bastiong, empasan ombak mencapai ketinggian hingga 5 meter membuat warga yang bermukim di pesisir pantai panik dan terpaksa mengungsi di tempat yang aman.
Sebelumnya, siang hari kecelakaan laut nyaris merenggut nyawa sejumlah penumpang speedboat dari Jailolo tujuan Ternate. Speedboat tersebut nyaris tenggelam di pertengahan perairan Ternate-Jailolo (baca selengkapnya di halaman 5)
Sementara ombak tinggi yang terjadi sekitar pukul 20.30 WIT, sempat menerjang kawasan kawasan swering, Jalan Pahlawan Revolusi. Hempasan ombak naik hingga ke membasahi badan jalan. Pantauan Malut Post di kawasan swering malam tadi, ombak tinggi mengakibatkan sejumlah fasilitas rusak. Sebagian swering bahkan rusak.
Selain itu, beberapa rumah makan di kawasan tersebut juga menjadi korban. Satu warung bakso ambruk dihantam ombak. Ombak juga merusak salah satu bangunan belakang Kantor KP3 di Pelabuhan A.Yani.Petugas KP3 tadi malam sibuk mengamankan arsip dan barang-barang kantor. Pantauan Malut Post, kondisi yang parah juga terjadi di pesisir Bastiong. Warga yang bermukim di bibir pantai terpaksa mengungsi. ”Ombak kuat sampao tong pe dapur me dia bage kase rusak,” ujar Ahmad, salah warga Bastiong yang mengungsi ke rumah kerabatnya.
Bahkan malam tadi, seorang warga nyaris tengggelam di perairan Bastiong. Warga yang belakangan diketahui bernama Robo, warga Kelurahan Bastiong Karance, awalnya bermaksud ingin menyelamatkan perahunya yang berlabuh tidak jauh dari dari Pelabuhan Bastiong. Lelaki yang nekat berenang itu, tiba-tiba dihantam ombak besar hingga nyaris tenggelam. Salah seorang warga bernama Ama yang mendengar korban yang berteriak-teriak minta tolong, lalu ikut terjun ke laut.
Namun Ama yang mencoba menoling Robo, malah kewalahan berenang karena ikut diterpa ombak. Keduanya, akhirnya diselamatkan sejumlah warga yang datang membawa tali untuk menarik mereka. Korban pun diselamatkan dengan memanfaatkan gabus besar bekas cool books dan tali. Data yang dihimpun Koran ini setidaknya dua puluh sembilan rumah warga Kelurahan Bastiong Karance terendam air karena hantaman ombak besar. Rumah-rumah tersebar di RT 07 dan RT 08. Hesti Nasir, Lurah Basting Karance, tadi malam turun langsung di RT 07 dan RT 08.
“Ombak mengena rumah warga karena di dua RT ini tidak dibangun talud atau penahan ombak. ketika musim ombak, rumah warga menjadi sasaran,” kaya Hesti kepada Malut Post tadi malam. Hesti sendiri tampak sibuk mengarahkan warganya agar tidak menjadi korban.
“Kejadian yang sama sudah pernah terjadi di 2010, namun tak sehebat kali ini, semua warga yang rumahnya terendam air sudah mengungsi ke tempat yang aman. Dan sekarang sudah ada petugas penanggulangan bencana yang turun memantau lokasi,” tambahnya.
Di lain pihak, kepada wartawan, salah satu warga, Man mengaku selama ini warga sudah meminta pemkot membangun talud penahan ombak. “Kejadian ini sudah terjadi berulang-ulang, namun belum ada perhatian dari pemerintah. Setiap kali kejadian petugas hanya turun ambil data setelah itu diam tanpa ada tindak lanjut,” kesal Man.
Di bagian lain, KM Cahaya Arafat nyaris tenggelam di perairan Halmahera, tepatnya di depan perairan Oba. KM Cahaya Arafat yang bergerak dari Gane Barat menuju Ternate Minggu (29/1) siang, diterjang ombak dan angin kencang. Kondisi ini membuat seratusan penumpang panik. Bahkan para penumpang juga terpaksa membuang barang-barang bawaan mereka agar kapal tidak oleng. “Penumpang buang dorang pe barang-barang seperti kelapa dan hasil perkebunan,” kata Iswan, salah satu penumpang saat kapal tiba di Pelabuhan Bastiong malam tadi. (tr-06/tr-7/wt-2/fai)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Korupsi, Kadispertan Bengkulu Ditahan
Redaktur : Tim Redaksi