Speedboat Terbalik, 2 Balita Hilang

Senin, 18 Juni 2012 – 15:52 WIB
TIDENG PALE – Sekitar satu jam meninggalkan Malinau, speedboat reguler Harapan Baru Express yang akan menuju Tarakan mengalami kecelakaan di sekitar muara Tembalang, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung (KTT), Minggu (17/6) pukul 12.00 Wita.

Akibat kecelakaan ini, satu penumpang bernama Risna Aditya (6 tahun) tewas. Dan dua penumpang lainnya, yakni Reinhard (2,5 tahun), dan Grace Natalia (3,5 tahun) sampai tadi malam belum ditemukan.

Menurut keterangan sejumlah penumpang yang selamat, speedboat yang mereka tumpangi terbalik setelah menabrak batang kayu berukuran besar yang mengapung di sungai tersebut. Namun hingga berita ini diturunkan, Kepolisian Resor Bulungan masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan tersebut.

“Kami berangkat jam 11.00 (dari Malinau, Red). Kebetulan, saya tidak ada firasat apapun, tahu-tahu di tengah perjalanan kapal melambung dan terbalik,” ungkap Sutrisna, salah satu penumpang speedboat yang nahas tersebut.

Sutrisna merupakan ayah dari Risna Aditya, bocah 6 tahun yang menjadi salah satu korban yang sempat hilang, dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Jasad Risna ditemukan 300 meter dari lokasi kejadian selang beberapa menit setelah speedboat tenggelam. Awalnya Sutrisna bersama istri dan kedua anaknya berniat periksa kesehatan di Tarakan. Namun semua di luar dugaan. Sutrisna yang masih dalam kondisi sakit akibat patah tulang, harus menerima kenyataan anak bungsunya tewas dalam kecelakaan tersebut.

Salah satu korban Tripena (37 tahun) menyebutkan kejadian kecelakaan berlangsung cepat. “Saya SMS teman di Tarakan supaya jemput kami di pelabuhan, belum sempat saya kirim sms tersebut tiba-tiba speedboat miring ke kanan dan langsung terbalik,” katanya.

Ia mengaku bersama anaknya bernama Rico (11 tahun)  ikut tenggelam bersama speedboat. “Air sudah sampai di leher lalu saya bersama anak berenang mencari lubang untuk keluar dari speedboat tersebut. Penumpang lainnya juga menyelamatkan diri, karena semakin lama speedboat makin tenggelam. Jika tidak keluar, kami mati,” ungkapnya.
 
Sementara Mahildis Oki, ibu korban Grace Natalia dan Reinhard berharap tim SAR bisa menemukan kedua anaknya. “Saat terbalik, saya panic dan mencari kedua anak saya. Tetapi tidak ketemu, banyak penumpang akibatnya tidak kelihatan. Mudah-mudahan selamat dan masih bisa tertolong. Itu harapan saya, jika tidak saya serahkan kepada Tuhan supaya saya bisa diberikan kekuatan,” ungkapnya sedih.

Sejatinya, ada dua versi jumlah penumpang speedboat nahas tersebut. Berdasarkan daftar penumpang yang ditempel di pelabuhan Malinau tertulis, speedboat Harapan Baru Express yang berangkat siang kemarin membawa 36 orang penumpang. Meliputi 29 penumpang dewasa, dan 9 anak-anak (4 orang di antaranya tanpa nama). Speedboat dari Malinau berangkat sekitar pukul 11.15 Wita.

Sementara itu, berdasarkan keterangan pihak Polres Bulungan seperti disampaikan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal AKP Suryono SIK, speedboat Harapan Baru Express yang nahas tersebut mengangkut 40 orang penumpang.  “Terdiri dari 27 dewasa, 9 anak-anak, dan 4 awak speedboat. Sedangkan 2 anak-anak belum ditemukan, dan satu anak meninggal dunia,” kata Suryono dihubungi terpisah.
 
Dua penumpang yang belum ditemukan itu masih balita, yakni Reinhard (2,5 tahun), dan Grace Natalia (3,5 tahun). Keduanya adik kakak, dan merupakan anak dari Serda Bery Bogar, anggota Kodim.

Kepala Polisi Sektor (Polsek) Sesayap, AKP Priyadi melalui Bripka Tumeyang menjelaskan dua korban (Ryan dan Grace) masih dalam tahap pencatian. Berhubung hingga jelang malam belum juga ditemukan, pihaknya bersama tim gabungan akan melanjutkan pencarian hari ini.

Sementara itu, korban selamat hampir seluruhnya mengalami trauma. Mereka dikumpulkan di puskesmas untuk dirawat. Namun ada beberapa yang pulang menuju Tarakan dan Malinau. “Kami dari pemda KTT sudah menyediakan transportasi darat, 5 mobil dan 1 bus untuk mengantar mereka kembali ke Malinau, namun mereka masih harus kami larikan ke rumah Sakit Malinau terlebih dahulu,” terang Kepala Puskesamas Sesayap, Lizanty.  Pemkab Malinau sebenarnya sudah menyediakan bantuan 2 unit speedboat, namun tak satupun korban yang mau ikut. “Mereka masih trauma,” kata salah seorang pejabat KTT.

Hingga Minggu (17/6) petang, belum ada keterangan resmi dari kepolisian soal penyebab pasti kecelakaan speedboat di sungai Sesayap, Kabupaten Tana Tidung (KTT). “Kita masih fokus pencarian,” kata Kapolres Bulungan  Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Hari Nugroho SIK, melalui Kasat Reskrim Polres Bulungan AKP Suryono SIK.

Aparat kepolisian juga sudah mengamankan motoris speedboat Harapan Baru dan 3 anak buah kapal (ABK). “Saat ini motoris dan ABK sudah kita amankan dan masih dalam proses pemeriksaan,” terang Suryono. (*/rif/pls/din/noi/ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Im Memoriam Prof Achmad Ali

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler