Spider Man: Far From Home, Gambaran Dunia Marvel setelah Iron Man Tiada

Jumat, 12 Juli 2019 – 15:54 WIB
Spider Man: Far From Home. Foto: Marvel

jpnn.com - Lelah dengan kehidupannya sebagai sosok di balik kostum merah-biru, Peter Parker (Tom Holland) ingin kembali ke kehidupan normalnya. Dia melepas kostum itu dan pergi jalan-jalan ke berbagai negara di Eropa bareng teman-temannya.

Keinginan Peter sederhana. Dia ingin semakin dekat dengan Michelle Jones (Zendaya), lalu mengutarakan perasaannya di Menara Eiffel, Paris. Namun, ''misi'' itu tidak berjalan mulus lantaran dia ''diteror'' Nick Fury (Samuel L. Jackson).

BACA JUGA: Realme Umumkan Kemitraan dengan Spider-Man: Far From Home

Nick memintanya bergabung dengan sebuah tim untuk melawan The Elementals yang muncul di Eropa. Peter bergabung dengan Quentin Beck alias Mysterio (Jake Gyllenhaal), pria dari dimensi lain yang muncul setelah Thanos menjentikkan jarinya.

BACA JUGA: Empat Kostum Spesial di Spider Man: Far From Home

BACA JUGA: Empat Kostum Spesial di Spider Man: Far From Home

Masih dibayang-bayangi sosok Tony Stark, Peter merasa ragu dan hampir menyerah. Hingga akhirnya dia mengetahui bahwa Tony mewariskan tanggung jawab yang besar kepadanya. Ditambah, Mysterio yang dikenalnya ternyata tidak seperti yang diduga.

Sebagaimana film MCU lainnya, Spider-Man: Far From Home menyajikan adegan pertarungan yang cukup intens meski tak sehebat Avengers: Infinity War dan Avengers: Endgame. ''Sutradara (Jon Watts, Red) memberikan pengalaman maksimal bagi status Spider-Man sebagai Avenger yang paling akrobatik,'' tulis Ben Travis, kolumnis Empire.

BACA JUGA: Ngobrol Bareng Tom Holland tentang Spider-Man: Far From Home

Di sisi lain, beberapa kritikus menilai film tersebut kurang menampilkan karakter villain yang besar. ''Itu bahkan lebih 'pucat' jika dibandingkan dengan film animasi super imajinatif dari Sony tahun lalu, Spider-Man: Into the Spider-Verse. Kurang menonjol,'' tulis Todd McCarthy, kolumnis The Hollywood Reporter.

Secara garis besar, cerita yang disuguhkan penulis skenario Chris McKenna dan Erik Sommers sebetulnya mirip dengan Spider-Man: Homecoming. Tetap ada kebimbangan Peter untuk memilih kehidupan normal sebagai remaja SMA atau menjalankan tanggung jawab sebagai superhero.

Namun, itulah yang menjadi daya tarik film Spider-Man di era MCU tersebut. Filmnya jadi lebih mengeksplorasi sisi Spider-Man dalam kacamata kehidupan seorang remaja. Termasuk dinamika persahabatan dan percintaannya. Bukan cerita cinta yang berat dan serius, tapi cinta anak remaja. Tak heran, sepanjang 129 menit, penonton dibuat senyum-senyum sendiri karena tingkah Peter dan MJ.

Keduanya berhasil menampilkan chemistry yang kuat dan natural. ''Aku tidak perlu bilang bahwa Holland adalah Peter Parker terbaik atau Zendaya adalah MJ terbaik. Tapi, mereka sangat menyatu sebagai lead couple. Karakternya bertolak belakang, tapi cocok dan nyambung,'' tulis Matt Singer, kolumnis ScreenCrush. (adn/c18/jan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak SMA yang Menangis saat Iron Man Tewas Itu Singkirkan Venus Williams di Wimbledon 2019


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler