Sri Mulyani Minta Belanja Negara 2023 Ditambah Rp 19,4 Triliun, Ternyata...

Kamis, 15 September 2022 – 06:26 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengusulkan tambahan belanja negara pada 2023 sebesar Rp 19,4 triliun. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengusulkan tambahan belanja negara pada 2023 sebesar Rp 19,4 triliun.

Usulan tersebut berasal dari kesepakatan Panitia Kerja A pemerintah bersama Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR).

BACA JUGA: Kabar Baik dari Sri Mulyani untuk Pemda yang Mampu Menjinakkan Inflasi

Menurut Sri Mulyani, tambahan belanja itu sesuai dengan nilai yang sama.

"Dengan demikian belanja negara akan naik dari Rp 3.041,7 triliun menjadi Rp 3.061,2 triliun," ungkap Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Banggar DPR di Jakarta, Rabu (14/9).

BACA JUGA: Harga Minyak Dunia Turun, BBM Tetap Naik, Begini Alasan Sri Mulyani

Sri Mulyani menjelaskan tambahan belanja negara akan dialokasikan untuk subsidi energi senilai Rp 1,3 triliun, cadangan pendidikan Rp 3,9 triliun, tambahan belanja non-pendidikan Rp 11,2 triliun, serta transfer ke daerah (TKD) Rp 3 triliun.

Sri Mulyani menyebut belanja negara pada tahun depan akan terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp 2.246,5 triliun atau naik Rp 16,4 triliun dari RAPBN yang senilai Rp 2.230 triliun dan TKD yang naik Rp 3 triliun dari Rp 811,7 triliun menjadi Rp 814,7 triliun.

BACA JUGA: Fraksi PKS Walk Out Lalu Berteriak saat Sri Mulyani Bicara

Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja kementerian/lembaga (k/l) yang tetap sebesar Rp 993,2 triliun serta belanja non k/l yang meningkat Rp 16,4 triliun dari Rp 1.236,9 triliun menjadi Rp 1.253,3 triliun, lantaran adanya kenaikan subsidi energi menjadi Rp 212 triliun dari Rp 210,7 triliun, cadangan anggaran pendidikan dari Rp 59,6 triliun menjadi Rp 63,5 triliun, serta tambahan belanja non pendidikan menjadi Rp 11,2 triliun.

Di sisi lain, Sri Mulyani menyebutkan perkiraan kenaikan pendapatan negara Rp 19,4 triliun akan menjadikan pemasukan negara pada tahun depan meningkat dari Rp 2.443,6 triliun menjadi Rp 2.463 triliun, yang terdiri dari penerimaan perpajakan sebesar Rp 2.021,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp441,4 triliun.

Bendahara Negara tersebut menambahkan kenaikan yang sama pada alokasi belanja dan target pendapatan negara.

Maka, defisit APBN pada tahun depan akan tetap terjaga sebesar Rp 598,2 triliun, namun persentasenya terhadap produk domestik bruto (PDB) menurun dari 2,85 persen menjadi 2,84 persen.

"Perubahan rasio defisit APBN karena nilai dari estimasi volume ekonomi kita di 2023 akan naik dari Rp 20.988,6 triliun menjadi Rp 21.037,9 triliun," ungkap Sri Mulyani. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler