Sri Mulyani Sampaikan Pantauan Pertumbuhan Ekonomi di Seluruh Daerah, Hasilnya

Kamis, 11 Agustus 2022 – 20:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pantauan akselerasi pemulihan di seluruh daerah di Indonesia. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pantauan akselerasi pemulihan di seluruh daerah di Indonesia.

Menkeu mengaku melakukan pemantauan melalui realisasi pertumbuhan ekonomi.

BACA JUGA: Sri Mulyani: Inflasi Harga Pangan Mencapai 11,5 Persen

“Secara spasial kami tetap akan melihat apakah ada daerah atau sektor yang belum pulih sepenuhnya,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KiTA, Kamis (11/8).

Sri Mulyani menuturkan semua pulau mengalami penguatan pertumbuhan di kuartal II dengan Sulawesi, Jawa, Maluku, dan Papua tumbuh tinggi di atas perekonomian nasional.

BACA JUGA: Sri Mulyani Bawa Kabar Baik dari Amerika Serikat, Adem Banget

Meski demikian, sumber pertumbuhan tertinggi ekonomi Indonesia pada kuartal II masih disumbang oleh Jawa sebesar 3,32 persen, Sumatera 1,05 persen, dan Sulawesi 0,43 persen.

Kemudian, pertumbuhan di Maluku dan Papua, Kalimantan serta Bali, dan Nusa Tenggara terutama didukung oleh peningkatan harga komoditas unggulan yang mendorong pertumbuhan sektor pertambangan.

BACA JUGA: Presiden Beri Perintah Penting kepada Sri Mulyani, Semua Langsung Bergerak

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memerinci Pulau Jawa yang berkontribusi sebesar 56,55 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional telah mampu tumbuh 5,66 persen (yoy) pada kuartal II-2022.

Hal itu karena adanya jumlah penduduk yang padat di Pulau Jawa terutama daya beli masyarakat terutama kelas ke atas yang terus menggeliat.

Kemudian, Pulau Sumatera yang berkontribusi 22,03 persen terhadap PDB nasional tumbuh 4,95 persen pada kuartal II sedangkan Pulau Kalimantan dengan kontribusi 9,09 persen ke PDB nasional tumbuh 4,25 persen.

"Pulau Sulawesi dengan kontribusi 7,1 persen ke PDB nasional tumbuh 6,47 persen sedangkan Maluku dan Papua dengan kontribusi 2,52 persen ke PDB nasional tumbuh 13,01 persen," ungkap Sri Mulyani.

Di sisi lain, sambung Menkeu, Bali dan Nusa Tenggara yang memiliki kontribusi 2,73 persen ke PDB nasional hanya tumbuh 3,94 persen mengingat arus masuk turis masih tertahan.

Turis dari China tertahan karena adanya lockdown sedangkan turis dari Eropa tertahan karena adanya perang dan inflasi yang tinggi.

“Sehingga yang masih bisa muncul (turis) di sekitar Asia di luar China dan dari Australia,” ungkap Sri Mulyani. (antara/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler