Sri Mulyani Sebut Belanja Pemerintah Berkurang, Ternyata Ini Penyebabnya

Jumat, 11 November 2022 – 11:38 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan belanja pemerintah terkontraksi sebesar 2,88 persen pada triwulan III 2022 (year-on-year/yoy). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan belanja pemerintah terkontraksi sebesar 2,88 persen pada triwulan III 2022 (year-on-year/yoy).

Menurut Sri Mulyani, penurunan belanja pemerintah disebabkan pengeluaran untuk pandemi COVID-19 berkurang.

BACA JUGA: Pemko Medan Raih Opini WTP, Bobby Nasution Terima Penghargaan dari Sri Mulyani

"Penurunan belanja pemerintah karena tahun lalu pada kuartal kedua dan ketiga pengeluaran kami, terutama untuk jaring pengaman sosial dan untuk pengeluaran terkait pandemi meningkat sangat besar," kata Menkeu Sri Mulyani pada "Bloomberg CEO Forum: Moving Forward Together" yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (11/11).

Bendahara Negara menyebut saat itu, Indonesia menghadapi Covid-19 varian Delta sehingga seluruh wilayah harus ditutup kembali, yang berimplikasi dikucurkannya tambahan jaring pengaman sosial.

BACA JUGA: Sri Mulyani Pantau PHK Besar-Besaran di Industri Garmen, Serius, nih!

Oleh Karena itu, kontraksi konsumsi pemerintah pada triwulan III tahun ini lebih kepada high based effect.

Apalagi, lanjut Sri Mulyani, belanja rutin pemerintah terutama untuk infrastruktur, hingga belanja modal sumber daya manusia lainnya seperti pendidikan tetap tumbuh.

"Kami juga masih memiliki kuartal terakhir tahun ini, di mana ada peluang bagi semua kementerian untuk mengejar pengeluaran mereka," tuturnya.

Kendati demikian, dia menyebut pada tahun depan belanja negara akan dilakukan dengan hati-hati karena defisit fiskal sudah akan diturunkan menjadi 2,84 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Komitmen tersebut sudah disetujui dengan parlemen dan didasarkan pada asumsi yang dikalibrasi dengan cukup hati-hati.

Eks Direktur Bank Dunia tersebut itu pun mengaku akan terus selalu mempersiapkan segala kemungkinan, karena lingkungan global akan menjadi sangat dinamis, seperti harga komoditas terkadang terdapat kenaikan yang sangat tajam atau justru sebaliknya, misalnya minyak sawit dan batu bara.

"Jadi, kami melihat bahwa volatilitas komoditas semacam ini perlu dikelola dengan hati-hati oleh kami, tetapi momentum pertumbuhan masih perlu dipertahankan dan saya pikir kami dapat melakukannya," kata Sri Mulyani. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler