Sri Mulyani Tahu Persis Strategi Menang Lawan Covid-19, Tetapi

Kamis, 02 September 2021 – 06:15 WIB
Menkeu Sri Mulyani menyatakan strategi dalam penanganan Covid-19 tidak bisa dilakukan suatu negara secara mandiri. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku tahu persis strategi menang dalam melawan pandemi Covid-19.

Sri Mulyani menegaskan suatu negara, bahkan yang maju dan kuat sekali pun, tidak akan mampu memerangi pandemi secara mandiri.

BACA JUGA: Ini Alasan Sri Mulyani Menaikkan Batas Bawah Pertumbuhan Ekonomi

Mereka membutuhkan kolaborasi dan koordinasi seluruh negara.

"Syarat yang diperlukan setiap negara untuk dapat menekan kasus pandemi adalah memiliki sistem kesehatan yang baik dan andal," tegas Sri Mulyani dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (1/9).

BACA JUGA: Aduh! Ramalan Sri Mulyani soal Konsumsi hingga Akhir Tahun Tak Baik

Di sisi lain menciptakan sistem kesehatan yang baik tidak mudah direalisasikan karena membutuhkan berbagai sumber daya seperti anggaran, kualitas tenaga kesehatan, maupun insentif, agar masyarakat bisa mendapat akses dengan mudah.

“Indonesia mengamanatkan minimal lima persen dari anggaran belanja untuk kesehatan, tetapi tidak serta merta menjamin bahwa membangun sistem kesehatan nasional itu mudah,” kata Sri Mulyani.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Sri Mulyani soal Prioritas Penerima Vaksin, Alhamdulillah

Tak hanya itu, kata Sri Mulyani, kesiapan industri farmasi dan kemampuan pemerintah dalam menarik pihak swasta agar berkontribusi membiayai layanan kesehatan juga menjadi aspek penting.

“Sebenarnya banyak sekali ilmu yang bisa dipetik dari negara maju tentang bagaimana membangun pelayanan kesehatan yang baik dan sehat di dalam negeri,” ujar Sri Mulyani.

Selain itu, kata dia, peran lembaga multilateral seperti WHO dan Bank Dunia turut menjadi aspek sangat penting untuk menciptakan sistem kesehatan yang baik termasuk memberikan jalan dalam mengakses vaksin COVID-19.

Sementara itu, Sri Mulyani membeberkan kerugian besar ekonomi global akibat pandemi Covid-19.

Menurut dia, kerugian sebesar USD 2,5 triliun dialami dunia global akibat adanya pandemi COVID-19 yang menekan mobilitas masyarakat.

“Dari sisi kontraksi ekonomi itu minus tiga persen dari PDB, itu berarti kerugian ekonomi sekitar USD 2,5 triliun,” kata Menkeu Sri Mulyani.

Eks Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga mengatakan langkah countercylical global untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19 adalah sebesar USD 11 triliun.

Anggaran tersebut digunakan untuk melindungi masyarakat menstabilkan implikasi dampak sosial dari COVID-19 serta memulihkan ekonomi kembali.

“Mereka memiliki pengetahuan dan capacity building agar mampu memberikan technical assistance bagi banyak negara terutama negara berkembang. Bahkan terkadang negara maju pun belum tentu memiliki sistem kesehatan yang baik,” ujar Sri Mulyani. (antara/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler