jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mencium adanya upaya untuk mengarahkan pemilihan ketua umum Golkar pada Munaslub nanti dilakukan secara aklamasi. Kekhawatiran itu muncul lantaran sejumlah DPD Golkar juga melakukan aklamasi dalam musyawarah daerah (Musda) yang berlangsung secara maraton bulan ini.
Pangi menduga penetapan aklamasi merupakan upaya mempertahankan kekuasaan oleh Ketua Umum Aburizal Bakrie dan antek-anteknya. "Bisa jadi, ini (aklamasi) akal-akalan saja untuk mempertahankan kubu Ical. Sinyalemen yang saya baca bahwa Ical tak mau kehilangan pesona dan pengaruhnya walaupun tak lagi menjadi Ketum Golkar," kata Pangi di Jakarta, Selasa (26/4).
BACA JUGA: Gara-gara Dua Pasal, Negosiasi Pemerintah dan DPR Alot
Beberapa daerah yang menggelar Musda dan berakhir dengan aklamasi antara lain Golkar Jawa Barat, Musda Jawa Timur, Musda Aceh, dll. Hari ini juga sedang berlangsung Musda Gorontalo yang diprediksi akan berakhir aklamasi dengan menetapkan Rusli Habibie sebagai ketua DPD.
Pangi mengatakan, munaslub yang akan digelar 23 Mei mendatang harus menjaga budaya demokrasi agar tidak terulang konflik seperti sebelumnya. Jika pemilihan Ketua Umum Golkar pada munaslub nanti dilakukan secara aklamasi, sama saja melunturkan budaya demokrasi di partai beringin.
BACA JUGA: Kabinet Baru Sudah Disiapkan
"Yang saya khawatirkan adalah aklamasi masuk angin, sudah terjadi kongkolikong di internal Golkar. Golkar kalau hanya berpikir untuk satu dua kelompok saja, saya kira rugi. Golkar harus berpikir untuk memenangkan pemilu 2019," imbaunya.
Di sisi lain, tokoh senior Partai Golkar Bomer Pasaribu mengatakan, sikap fanatisme dalam beroganisasi tak memiliki manfaat. "Sudahlah, hilangkan fanatisme. Sudah bukan lagi zamannya untuk hanya mementingkan satu kubu dua kubu. Perjuangan Golkar itu harus mengarah pada penyelesaian masalah, bukan malah membuat Golkar semakin mundur,” imbaunya.
BACA JUGA: PDIP Pastikan Usung Petahana
Munaslub, jelas Bomer, bertujuan untuk menghilangkan konflik di internal partai yang berlangsung menahun. Karena itu, ia mengingatkan, hasil munaslub harus menjadikan Golkar lebih maju.
Untuk itu, menurut Bomer, proses munaslub harus dikawal. Alasannya, ia khawatir semangat rekonsiliasi melalui munaslub tercederai konflik kepentingan, termasuk fanatisme satu kubu.
"Jadi, tujuan munaslub itu untuk menyelesaikan persoalan, termasuk menata Golkar dari keterpurukan. Bukan malah membuat Golkar mundur," katanya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Koalisi, PKB Pasrah Pada Calon
Redaktur : Tim Redaksi