jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri menduga keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan nama Komjen Budi Gunawan sebagai calon kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) merupakan bagian dari deal politik dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Posisi KaBIN itu sebagai kompensasi karena Jokowi tak mau melantik Budi sebagai Kapolri.
“Tampaknya patut diduga ada deal-deal politik. Kelihatannya ini dari Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) yang menyodorkan nama itu. Ini kompensasi untuk BG karena gagal jadi Kapolri," kata Rachmawati, Jumat (2/9).
BACA JUGA: Lantik 17 Pejabat Eselon II, Mendagri: Potong Garis Birokrasi
Rachma yang juga adik kandung Megawati itu bahkan curiga munculnya nama BG sebagai calon KaBIN juga bagian dari deal Jokowi yang tak mau mencopot Rini Soemarno dari posisi menteri BUMN. Sebab, selama ini PDIP memang getol meminta Jokowi mencopot Rini.
"Dalam hal ini, jika Rini Soemarno tidak dicopot, maka BG dinaikkan dan tempatnya di BIN. Itu saya duga transaksi politiknya," ungkap Pendiri Yayasan Pendidikan Bung Karno itu.
BACA JUGA: PAN: BG Punya Wibawa, Tapi Ingat Harus Loyal Pada Negara
Lantas, apakah BG cocok jadi KaBIN? Rachmawati mengatakan, BG yang kini menjadi Wakapolri sebenarnya tidak tepat jadi KaBIN.
“BG tidak pernah sekolah intelijen. Jadi latar belakang KaBIN bukan sekadar intelijen. Jadi memang dipaksakan," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Ada Kabar Arcandra Bakal Jadi Menteri Lagi, Ini Respons Jubir Jokowi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Politikus PDIP: Tak Masalah dengan Rekam Jejak BG
Redaktur : Tim Redaksi