Ssttt.... Konon Nama Agus Yudhoyono Muncul Karena Bu Ani

Kamis, 22 September 2016 – 19:39 WIB
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin menilai peluang Agus Harimurti Yudhoyono untuk terpilih jika diusung dalam pilkada DKI Jakarta sangat kecil. Kalaupun dimajukan, maka putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu hanya untuk kursi calon wakil gubernur DKI.

"Soal nama Agus, itu saya dengar datang dari keinginan ibundanya yang mantan ibu negara (Ani Yudhoyono, red). Tapi saya kira berat untuk menjual Agus di pilkada DKI,” ujar Said, Kamis (22/9).

BACA JUGA: Maaf Bu Mega, Putra Ali Sadikin Pilih Membela Sandiaga

Said justru menyayangkan andai Agus yang kini tentara berpangkat mayor justru meninggalkan TNI demi pilkada DKI. ”Kalau boleh menyarankan sih lebih baik dia fokus saja di militer sampai dapat bintang,” katanya.

‎Said memperkirakan, Koalisi Kekeluargaan yang berkomitmen menumbangkan Basuki T Purnama alias Ahok belum juga mencapai kata sepakat. Sebab, ada banyak faktor yang perlu dihitung dan dikompromikan di antara enam partai yang tergabung dalam koalisi kekeluargaan.

BACA JUGA: PPP Yakin Ahok-Djarot sangat Mungkin Dikalahkan

"Yang menguat sekarang adalah Yusril Ihza Mahendra dan Anies Baswedan. Kalau Gerindra saya dengar condong ke Sandiaga Uno dan Anies Baswedan. Itu pun masih ada usulan agar posisinya dibalik, Shandi cagub, Anies cawagub," ujar Said.

Menurut Said, ‎kalau keenam parpol setuju Anies, maka otomatis Yusril terpental. Walaupun sebelumnya pakar hukum tata negara itu sudah mengantongi lampu hijau dari Partai Demokrat, PPP, dan PKB.

BACA JUGA: Golkar: Ahok Bukan Milik PDIP!

"Kalau saya perhatikan, intinya sih masing-masing parpol sudah tidak berdebat lagi apakah Anies, apakah Yusril, bisa mengalahkan Ahok. Untuk soal itu tampaknya mereka yakin siapapun yang akan diusung di antara keduanya pasti bisa mengalahkan Ahok," ujar Said.

Hanya saja, menurut Said, masing-masing parpol sedang berhitung jika Anies atau Yusril menang, serta  untung-ruginya bagi partai pengusung pada  Pemilu 2019. Said menegaskan, pilkada serentak 2017 bisa menjadi momentum bagi parpol untuk menghadapi Pemilu 2019.

“Karena ‎tidak bisa dipungkiri, pilkada 2017 adalah momentum bagi parpol untuk meningkatkan peluang mereka di Pemilu 2019. Jangan lupa, tahapan Pemilu 2019 sudah dimulai pada 2017," ujar Said.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua Tim Pemenang Ahok Harusnya PDIP, Bukan Nusron dari Golkar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler