jpnn.com - TARAKAN – Badan Urusan Logistik (Bulog) Tarakan mendatangkan gula ke Tarakan sebanyak 250 ton pada 25 November lalu.
Gula tersebut untuk didistribusikan kepada masyarakat Tarakan guna menstabilkan harga.
BACA JUGA: Pertamina Percepat Pengoperasian PLTP Lahendong
Kepala Seksi Harga Pasar, Pengadaan, Pelayanan Bulog Tarakan Apriasyah menjelaskan, sebanyak 250 ton gula itu diprediksi bisa bertahan hingga akhir tahun.
Selain dari Bulog, gula juga didatangkan UTN, PRNI.
BACA JUGA: Pemprov Jabar Siapkan Rp 280 Miliar demi Saham Mayoritas BIJB
“Pernah kami jual sama agen-agen swasta yang besar, kami kasih dia Rp 11.800, belum sama buruh sama jasa angkut. Kalau ditambah dengan buruh dan angkut anggapkenanya Rp 12 ribu, dan mereka masih berani jual Rp 12.300. Jelas itu di bawah HET (Harga Eceran tertinggi) malah,” terangya sebagaimana dilansir laman Radar Tarakan, Senin (28/11).
Meski sudah banyak didatangkan dari luar, kebutuhan gula di Tarakan dipastikan belum sepenuhnya cukup.
BACA JUGA: Gelar Rakornas, Kadin Bahas Permasalahan Pangan
HET gula sendiri ditetapkan pemerintah sebesar Rp 12.500.
Sementara untuk penyaluran gula serta beras, Bulog membuat program Rumah Pangan Kita (RPK).
Dengan RPK, Bulog akan langsung bertemu dengan konsumen untuk transaksi.
Di Tarakan sendiri, Bulog ditarget mendirikan 50 RPK hingga akhir tahun.
Hal itu diharapkan bisa membantu pedagang-pedagang kecil.
RPK itu nantinya akan dibangun di setiap kelurahan agar terjangkau oleh semua masyarakat.
Saat ini, program RPK masih disosialisasikan dan sudah sampai sepuluh kelurahan.
Gula dari Bulog Tarakan ini tidak disuplai ke Bulungan. Karena, di Tarakan sendiri saja belum mencukupi.
“Kami masih perhitungkan mengenai biaya-biaya yang lainnya, karena HET-nya itu tidak fleksibel. Gula Bulog itu mau di mana pun konsumennya, harus dijual Rp 12.500 karena itu sudah ketentuan dari pusat,” terangnya. (kp4/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Infrastruktur, Menhub Ajak Denmark dan Norwegia
Redaktur : Tim Redaksi