KIEV - Kekalahan Italia atas Spanyol dalam babak final Euro kemarin bukan lantaran lebih buruk kualitas pemainnya. Namun, terkurasnya stamina pada laga puncak menjadi penyebab kekalahan tersebut. Bukan hanya permainan menurun, pemain juga banyak yang bertumbangan karenanya.
Kelelahan memang salah satu hal yang ditakutkan oleh pelatih Cesare Prandelli sejak sebelum Italia melenggang ke babak semifinal. Pasalnya, pasca memenangi babak adu penalti atas Inggris di babak perempat final, skuad Italia hanya memiliki waktu rehat lebih sedikit ketimbang Spanyol.
Untuk persiapan laga semifinal kontra Jerman, Prandelli hanya memiliki waktu kurang dari empat hari. Sedangkan Spanyol bisa sehari lebih lama. Pun demikian sebelum masuk ke babak final. Untuk laga puncak itu, waktu bersih yang dimiliki Prandelli hanya dua hari.
Wakil presiden federasi sepakbola Italia FIGC Dmetrio Albertini menyebut permainan timnasnya terbatas oleh faktor fisik pemain. Waktu dua hari disebutnya bukanlah masa yang ideal untuk melakukan persiapan. Terlebih pasca lawan Inggris yang memakan waktu 120 menit.
"Kami tetap bangga bisa berada di posisi kedua," ujar mantan pemain klub AC Milan itu dikutip dari calciomercato. Lebih lanjut Albertini tidak menganggap kinerja skuad negaranya buruk. "Seluruh pendukung layak turun ke jalan merayakannya, karena malam ini kami menampilkan permainan yang bagus, ini bekal untuk masa depan," imbuh Albertini.
Dampak kelelahan yang merembet pada cedera pemain jelas terlihat dalam babak final. Selama 2 x 45 menit, sudah ada dua pemain Italia yang tumbang. Giorgio Chiellini kram otot di babak pertama, lalu diikuti Thiago Motta yang terkena hamstring di pertengahan babak kedua.
Lebih lanjut Albertini menganggap bahwa anak asuhnya tidak mampu bermain bagus karena kelelahan itu. Kondisi pemainnya jauh dari nilai yang layak. "Kami tidak dalamkondisi terbaik. Kelelahan itu yang membuat kami tidak mampu mengembangkan permainan," jelas Prandelli. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blanc Tingalkan Les Bleus
Redaktur : Tim Redaksi