Stamina Jadi PR Penting Timnas Garuda

Minggu, 23 November 2014 – 06:21 WIB
Kiper Timnas Indonesia, Kurnia Meiga. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - HANOI - Beda 20 persen dalam penguasaan bola saat melawan Vietnam di Stadion My Dinh, Hanoi, tadi malam memperlihatkan kalau Indonesia sangat tertekan.

Zulkifli Syukur dkk terlihat sangat kepayahan mengimbangi kecepatan tim asuhan Toshiya Miura di laga yang berkesudahan 2-2 (1-1) tersebut.

BACA JUGA: Akui Beruntung Bisa Seri

Fisik para pemain Indonesia terlihat begitu kedodoran. Itu sebabnya, hampir di setiap kesempatan mendapatkan bola, para pemain belakang dan tengah selalu lebih memilih umpan panjang ke depan dengan Sergio van Dijk sebagai target utama. Tentu saja gaya main yang sangat usang itu gampang dibaca pertahanan Vietnam.   

Sadar akan kekurangan fisik pasukannya, di di dua hari istirahat sebelum berduel kembali dengan Filipina Selasa lusa (25/11), pelatih Garuda - julukan tim nasional Indonesia- Alfred Riedl akan mencari solusi mengembalikan kondisi tim asuhannya.

BACA JUGA: Klopp Mulai Lirik Premier League

"Kami tidak memiliki persiapan yang terlalu baik sebelum kejuaraan ini. Dampaknya, Anda bisa lihat sendiri di pertandingan tadi," tutur Riedl dalam jumpa pers seusai laga kemarin malam.

Kurang optimalnya fisik para penggawa Garuda membuat barisan pertahanan Indonesia terus berada dalam tekanan.

BACA JUGA: Puji Suporter, Pelatih Vietnam Kritisi Penyelesaian Akhir

Sebab, duet Manahati Lestusen-Raphael Maitimo yang diharapkan menjadi pelindung keteteran menghadapi pressing dan kecepatan para pemain tuan rumah. Keduanya pun jadi sering out of position karena terseret permainan lawan dan telat kembali.

Saat disinggung tentang performa tak meyakinkan kedua full-back, Zulkifli di kanan dan Rizky Pora di kiri, Riedl enggan berkomentar banyak. Menurutnya, bukan hanya dua bek sayap yang harus tampil lebih baik di laga selanjutnya, tapi juga semua lini.

"Semua pemain bermain dengan sangat keras malam ini (kemarin malam, Red). Jadi, saya jelaskan saya tidak ada kritik sama sekali untuk mereka. Saya sangat tahu mereka sudah berusaha sangat keras," jelasnya

Mengenai alasan mengganti Boaz Solossa dengan Samsul Arif yang terbukti berhasil menjadi penyelamat Indonesia dari kekalahan, Alfred mengaku tidak mau menjabarkannya di depan media. Tapi, dia mengaku pasti punya argumen mengapa keputusan tersebut diambil.

"Tentu saya punya alasan. Tapi itu tidak mungkin saya utarakan di sini karena  itu sensitif untuk seorang pemain. Saya akan mengatakan itu ketika kami sedang berada di hotel dan berbicara empat mata dengan pemain bersangkutan," tutur mantan pelatih Vietnam tersebut.

Bek tengah Garuda Ahmad Jufriyanto juga mengakui bahwa pertandingan itu sangat menguras tenaga. Barisan pemain Vietnam tidak berhenti menggempur jantung pertahanan Indonesia yang djaganya bersama Muhamad Roby.

"Mereka sangat kuat. Tadi saya hanya berusaha terus fokus sepanjang laga dan menjaga komunikasi dengan pemain lain," tuturnya.

Riedl mengatakan, keputusannya memperkuat lini tengah di babak kedua juga menjadi faktor penting tim asuhannya sehingga meraih satu angka.

"Kami berusaha mengurangi pasokan bola Vietnam dari lini tengah di babak pertama tapi tidak berhasil. Di babak kedua kami mencoba lagi itu dengan memasukkan pemain lain (Firman Utina) dan berjalan baik," tuturnya. (irr/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hajar WBA, Chelsea Kokoh di Puncak Klasemen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler