SUBANG-Standar kelulusan Ujian Nasional (UN) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dirasa memberatkan. Untuk lulus siswa harus mendapat nilai minimal 5,5. Hal itu menjadi beban karena sarana dan prasarana pendukung belajar masih belum merata.
Untuk mengatasi hal itu, banyak sekolah yang memberikan pelajaran tambahan dengan mengadakan try out, seperti halnya yang di laksanakan di SLTPN 4 Subang.
Kepala SMPN 4 Subang Dede Hidayat mengatakan, UN merupakan ujian wajib bagi siswa kelas tiga untuk menentukan kelulusan yang diterapkan oleh pemerintah pusat. UN tingkat SMP akan dilaksanan 22-25 April.
Dede mengatakan, walaupun nilai standar kelulusan tidak ada perubahan dengan tahun lalu, tetapi masih dirasa memberatkan. Karena sistem dan metode belajar antar satu sekolah dengan sekolah lain berbeda, apalagi dalam sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar dan mengjar.
“Sejak Februari awal, siswa SMPN 4S ubang menyelenggarakan try out dan tambahan belajar. Hal tersebut betujuan untuk membantu menghadapi UN mendatang,” tuturnya saat ditemui Pasundan Ekspres (Grup JPNN), Selasa (5/3).
Ditambahkannya, UN seharusnya bukan untuk penentuan kelulusan, tetapi hanya untuk pemetaan sekolah. “Yang mengetahui kemampuan siswa itu sekolah sendiri, jadi seharusnya yang berhak menentukan kelulusan itu sekolah. Tetapi secara lembaga kami harus bisa mengikuti aturan yang diatas,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya ada perhatian bukan hanya standarisasi kelulusan yang ditingkatkan, tetapi sarana dan prasaran sekolahpun ditingkatkan.“SMPN 4 ini cukup berprestasi walaupun sarana dan prasaran masih banyak yang kurang, walapun guru-guru di sini harus berjuang keras,” pungkasnya.(udi/man)
Untuk mengatasi hal itu, banyak sekolah yang memberikan pelajaran tambahan dengan mengadakan try out, seperti halnya yang di laksanakan di SLTPN 4 Subang.
Kepala SMPN 4 Subang Dede Hidayat mengatakan, UN merupakan ujian wajib bagi siswa kelas tiga untuk menentukan kelulusan yang diterapkan oleh pemerintah pusat. UN tingkat SMP akan dilaksanan 22-25 April.
Dede mengatakan, walaupun nilai standar kelulusan tidak ada perubahan dengan tahun lalu, tetapi masih dirasa memberatkan. Karena sistem dan metode belajar antar satu sekolah dengan sekolah lain berbeda, apalagi dalam sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar dan mengjar.
“Sejak Februari awal, siswa SMPN 4S ubang menyelenggarakan try out dan tambahan belajar. Hal tersebut betujuan untuk membantu menghadapi UN mendatang,” tuturnya saat ditemui Pasundan Ekspres (Grup JPNN), Selasa (5/3).
Ditambahkannya, UN seharusnya bukan untuk penentuan kelulusan, tetapi hanya untuk pemetaan sekolah. “Yang mengetahui kemampuan siswa itu sekolah sendiri, jadi seharusnya yang berhak menentukan kelulusan itu sekolah. Tetapi secara lembaga kami harus bisa mengikuti aturan yang diatas,” ujarnya.
Ia berharap kedepannya ada perhatian bukan hanya standarisasi kelulusan yang ditingkatkan, tetapi sarana dan prasaran sekolahpun ditingkatkan.“SMPN 4 ini cukup berprestasi walaupun sarana dan prasaran masih banyak yang kurang, walapun guru-guru di sini harus berjuang keras,” pungkasnya.(udi/man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendagri Tolak TPP Guru Diurus Pusat
Redaktur : Tim Redaksi