Stardust, Usaha Menyelamatkan Bumi dari Asteroid

Selasa, 19 November 2013 – 17:54 WIB

jpnn.com - PASADENA--Para astronom dan ilmuwan membuat program penelitian terbaru untuk mencari solusi guna melindungi planet Bumi dari bahaya hantaman asteroid dan memicu bencana luas.

Program yang dinamakan Stardust itu merupakan upaya pertama berbasis penelitian dan pelatihan dengan menyatukan beberapa ahli terbaik di dunia di bidang asteroid dan ruang angkasa. Sebuah sekolah pelatihan yang diselenggarakan di University of Strathclyde minggu ini menjadi langkah pertama untuk melatih generasi berikutnya seperti ilmuwan, insinyur dan pembuat kebijakan untuk menghentikan asteroid yang berpotensi berbahaya bagi umat manusia.

BACA JUGA: Google Didenda Rp187 Miliar

"Stardust memberikan kita kesempatan yang fantastis untuk mengambil langkah maju berbasis kemampuan penelitian yang dimiliki manusia. Ini untuk menginspirasi generasi berikutnya dengan ide-ide inovatif dan konsep visioner untuk menjamin keamanan umat manusia," kata Profesor Massimiliano Vasile dari University of Strathclyde Departemen tentang Teknik Mesin & Aerospace, ilmuwan terkemuka Stardust  dalam siaran persnya kepada redorbit (18/11).

Dijelaskannya, asteroid dan puing-puing di ruang angkasa lainnya merupakan ancaman signifikan bagi Bumi. Ancaman dari bahaya ini menjadi lebih jelas, terutama dengan meningkatnya jumlah puing-puing di ruang angkasa.

BACA JUGA: Google dan Microsoft Blokir Searching Pornografi Anak

"Asteroid dan puing-puing ruang angkasa juga dapat menjadi peluang jika kita memiliki teknologi untuk mengeksploitasi mereka, misalnya melakukan daur ulang atas sampah antariksa atau pertambangan asteroid. Stardust membawa para ahli dari seluruh dunia untuk memajukan penelitian dan menemukan solusi untuk tantangan ini ," tambah Vasile.

Program Stardust dimulai 18 November ini dan melibatkan para peneliti serta ilmuwan yang terbaik di dunia. Mereka akan mempelajari berbagai topik dan menghadiri ceramah yang disampaikan oleh para ahli di aerospace engineering , fisika , ilmu komputer dan matematika terapan.

BACA JUGA: Bisa Lengkung, Dilipat, lalu Digulung

Saat ini lebih dari 500 ribu puing-puing yang berserakan di ruang angkasa dan mengitari Bumi dengan kecepatan hingga 17.500 mph. Keberadaan sampah angkasa ini membahayakan teknologi komunikasi satelit dan juga pesawat ruang angkasa seperti keberadaan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

NASA sendiri mengaku, ada 500 ribu potong puing berukuran sebesar kelereng atau lebih besar, yang sulit untuk dilacak. Sementara, jutaan lebih lainnya terdiri dari puing-puing lebih kecil. Keberadaan mereka dapat merusak pesawat ruang angkasa ketika bepergian dengan kecepatan tinggi, sehingga program seperti ini penting untuk melindungi misi ruang angkasa di masa depan. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Google Earth Bantu Ilmuwan Bikin Peta Pemantau Hutan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler