jpnn.com - JAKARTA - Startup EduTech berbasis data yang lahir di era pandemi, Perupadata, membuktikan diri sebagai salah satu pemain utama dalam transformasi digital di Indonesia.
Perupadata bukan hanya bertahan menghadapi tantangan, tetapi juga berkembang pesat dengan fokus pada literasi digital dan keberlanjutan.
BACA JUGA: Founder Komunitas Literasi Digital Nusantara Ajak Generasi Muda Terus Berinovasi
Dengan visinya memvisualisasikan data yang kredibel dan mudah dipahami, Perupadata menjadi rujukan informasi berbasis data yang relevan di tengah maraknya disinformasi.
Menurut Direktur Perupadata Fadi Filip fenomena Tech Winter, yang ditandai dengan penurunan pendanaan hingga 33,19 persen pada 2023, menjadi peluang untuk memperkuat efisiensi dan profitabilitas.
BACA JUGA: Lestari Moerdijat Ingatkan Pentingnya Tingkatkan Minat Baca Masyarakat, Ini Tujuannya
Perupadata merespons tantangan tersebut dengan memperluas wawasan di sektor digital, mengembangkan riset produk dan menggandeng klien yang lebih substansial.
"Kami ingin terus berkembang sambil meningkatkan literasi informasi masyarakat," ujar Fadi dalam keterangannya, Sabtu (21/12).
BACA JUGA: Beragam Strategi Kemenkum untuk Memenuhi Kebutuhan Informasi Masyarakat
Perupadata mencatat kenaikan penjualan lebih dari 17 kali dalam dua tahun terakhir, meskipun sempat mengalami penurunan jumlah klien pada 2023 akibat perubahan strategi.
Fokus perusahaan kini diarahkan pada keberlanjutan jangka panjang dan isu-isu sosial, lingkungan, serta iklim. Strategi ini membawa Perupadata sebagai salah satu startup paling menjanjikan di Indonesia.
Produk unggulan Perupadata meliputi infografis, lembar fakta, dan laporan komprehensif yang dirancang untuk membantu masyarakat memahami kebijakan dan fenomena terkini.
Pendiri Perupadata, Imam Safingi menegaskan bahwa kredibilitas informasi menjadi landasan utama perusahaan. “Data yang kami sajikan tidak sekadar angka, tetapi juga bercerita,” ucapnya.
Imam lebih lanjut mengatakan pandemi COVID-19 menciptakan gelombang transformasi besar di berbagai sektor, termasuk industri startup di Indonesia.
Dalam situasi penuh tantangan tersebut, startup teknologi memegang peran kunci dalam adaptasi masyarakat terhadap perubahan, khususnya melalui inovasi berbasis digital.
Menurut laporan East Ventures Digital Competitiveness Index, Indonesia mencatat pertumbuhan signifikan dalam akses dan adopsi teknologi.
Startup e-commerce mencatat lonjakan pengguna hingga dua kali lipat, sementara layanan kesehatan digital seperti Halodoc melaporkan peningkatan konsultasi online hingga 600 persen.
Namun, pandemi juga mengungkap kelemahan ekosistem startup. Banyak perusahaan rintisan kecil kesulitan mendapatkan pendanaan atau menghadapi tekanan operasional akibat perlambatan ekonomi.
Untuk bertahan, sebagian besar startup mengadopsi model bisnis yang lebih relevan, seperti beralih ke layanan logistik dan pembayaran digital.
Di tengah fenomena Tech Winter, Perupadata tetap tangguh dengan menyesuaikan fokus pada keberlanjutan tanpa meninggalkan prinsip awal pendiriannya, yaitu penciptaan dampak sosial.
Dengan menggandeng klien yang lebih substansial dan memprioritaskan proyek bernilai tinggi, Perupadata memanfaatkan perubahan lanskap industri untuk terus berkembang.
Pada 2024, aktivitas promosi diarahkan pada isu sosial, lingkungan, dan keberlanjutan menjadikan Perupadata sebagai contoh sukses di tengah tantangan startup Indonesia.
Perupadata mengambil peran penting dalam meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia.
Produk-produk yang dirancang dalam bentuk mudah dicerna menjadi alat edukasi yang efektif, membantu masyarakat menyaring informasi di tengah maraknya hoaks.
“Kami ingin memastikan informasi yang kami sajikan relevan, kredibel, dan berdampak positif bagi masyarakat digital,” kata Imam.
Imam mengakui meski peluang besar terbuka, tantangan tetap ada. Regulasi dan infrastruktur teknologi di Indonesia belum sepenuhnya mendukung percepatan digitalisasi.
Akses internet yang terbatas di beberapa daerah juga menjadi hambatan bagi startup untuk menjangkau masyarakat luas.
Namun, masa depan tetap menjanjikan. Dengan mengadopsi teknologi baru seperti blockchain, kecerdasan buatan, dan Internet of Things (IoT), startup dapat menciptakan solusi yang lebih inovatif dan relevan.
Seperti yang dilakukan Perupadata melalui pengembangan produk yang mampu menjangkau wilayah dengan akses teknologi terbatas sebagai model bisnisnya.
Dengan demikian, jembatan komunikasi yang tepat antara stakeholder dan masyarakat luas dapat tercipta. Perluasan pasar juga dengan sendirinya akan terbentuk.
Pandemi telah menjadi katalisator percepatan transformasi digital di Indonesia, tetapi juga menciptakan tantangan baru bagi industri startup.
Pasca-pandemi, startup tidak hanya dituntut untuk bertahan, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan sosial melalui literasi digital dan inovasi berdampak positif.
Dengan strategi yang tepat dan dukungan ekosistem, industri startup Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang di era digital.
Perupadata membuktikan bahwa keberlanjutan dan inovasi berbasis data dapat menjadi kunci sukses dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eks Napiter se-Klaten dari Paguyuban Duta Rahmah Ikuti Pelatihan Literasi
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang