Status Brigjen Didik Jadi Penentu Perdamaian

Kamis, 09 Agustus 2012 – 04:35 WIB
Presiden SBY (tengah), Kalpolri Jenderal Timur Pradopo (kanan) dan Ketua KPK Abraham Samad berbincang-bicang disela-sela buka puasa bersama di Mabes Polri Jakarta, Rabu malam (8/8). Acara buka puasa bersama dihadiri para pimpinan lembaga tinggi negara antara lain, Ketua MPR RI Taufik Kiemas, Ketua DPD RI Irman Gusman, dan Ketua BPK Hadi Poernomo. Dari jajaran menteri KIB II hadir antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Mendikbud Muhammad Nuh, Seskab Dipo Alam.. Foto: Abror Rizki / Rumgapres
JAKARTA---Pertemuan demi pertemuan antara pimpinan KPK dan Polri tak kunjung juga menemukan kata sepakat. Kedua pihak masing-masing masih bersikukuh melanjutkan penyidikan kasus korupsi simulator SIM dengan tekniknya masing-masing.

Rupanya, salah satu akar masalah dalam perundingan ini adalah status Brigjen Didik Purnomo Wakil Kepala Korps Lalu Lintas Polri yang sudah lebih dulu ditahan oleh pihak Bareskrim Polri. KPK bersikukuh Didik harus menjadi tersangka KPK berbarengan dengan Irjen Djoko Susilo yang juga sudah dijadikan tersangka oleh KPK.

"Sekarang posisinya tersangka DP sudah ada dalam penahanan kita, bagaimana bisa diambil - "ujar sumber Jawa Pos di lingkungan penyidik Bareskrim Polri kemarin. Didik Purnomo ditahan sejak Jumat malam lalu di rutan Brimob (JP 1/08).

KPK, lanjut sumber ini, berdalih jika Didik Purnomo tidak disidik bersamaan dengan Djoko Susilo maka konstruksi kasusnya menjadi tidak kuat. "Padahal, sudah ada komitmen Selasa sore (31/07) bahwa KPK hanya DS saja, lainnya kami," tambahnya.

Selama KPK masih belum legawa dalam status Didik ini, dia menduga pembicaraan akan buntu."Kalau sudah ditahan, mekanisme penghentian penyidikannya diatur dengan KUHAP, kita ikuti KUHAP saja," katanya.

Di bagian lain, pemerintah menolak jika pertemuan antara pimpinan KPK dan Polri menemui jalan buntu. Menko Polhukam Djoko Suyanto yang ditugasi Presiden SBY untuk melakukan komunikasi dengan pimpinan dua lembaga itu masih optimis ada solusi yang disepakati.

"Yang bilang buntu siapa" Mereka sudah ketemu tapi sepakat untuk cooling down dulu," kata Djoko di kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.Berdasarkan laporan yang diterima mantan panglima TNI itu nantinya akan ada pertemuan lagi antara pimpinan KPK dan Polri.

Namun Djoko enggan merinci maksud dari cooling down tersebut. "Yang jelas nanti akan ada pertemuan selanjutnya," kata mantan Panglima TNI itu.

Lantas bagaimana dengan kelanjutan proses penyidikan dugaan korupsi simulator Korlantas? Djoko mengatakan, proses penyidikan bisa tetap terus berjalan. Dia menolak jika berlarut-larutnya komunikasi antara pimpinan KPK dan Polri bisa mengulur waktu penyidikan.

"Yang penting adalah proses hukuknya. Kedua pihak sepakat bahwa terjadi dugaan tindak pidana korupsi di Korlantas," terang Djoko. hal yang sama juga diutarakan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha yang menegaskan tidak ada konflik antara KPK dan Polri. "Di tingkat pimpinan sudah berkoordinasi dan bersinergi. Sudah ada progress dan pemahaman yang baik," kata Julian.

Sementara itu, saat acara buka bersama antara keluarga besar Polri dengan Presiden SBY di Rupatama, Mabes Polri, kemarin, Ketua KPK Abraham Samad dan Kabareskrim Komjen Sutarman tampak akur. Mereka duduk dalam satu meja bersama dengan Jaksa Agung Basrief Arief dan Panglima TNI Agus Suhartono. Pantauan dari layar di luar Rupatama, keduanya tampak berbincang-bincang.

Acara santap buka puasa itu tertutup untuk wartawan. Awak media hanya bisa mengikuti dalam layar besar di pelataran mabes Polri  yang menayangkan langsung acara itu.Tampak Kabareskrim Komjen Sutarman dan Ketua KPK Abraham Samad menikmati kolak pisang, salah satu hidangan pembuka. 

"Kita harus cari solusi yang terbaik," kata Sutarman saat ditanya seusai melaksanakan salat Maghrib. Namun dia mengaku hanya berbincang mengenai hal yang ringan dengan ketua KPK.

Hal yang cukup mengejutkan terjadi saat santap makan seusai salat Magrib. Berdasarkan penuturan beberapa undangan yang hadir, Presiden SBY sempat memanggil Ketua KPK Abraham Samad dan Kapolri Jenderal Timur Pradopo. Ketiganya lantas terlibat dalam pembicaraan tidak lebih dari lima menit.

SBY yang berdiri di tengah tampak berbicara serius. Sementara Abraham dan Timur menyimak dengan seksama. "Kami melihat ada pembicaraan serius," kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat. "Sepertinya berkaitan dengan sinergi antara KPK dan Polri," timpal Ruhut Sitompul, anggota Komisi III lainnya.

Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas Senin (6/8) malam lalu diam-diam datang ke Mabes Polri untuk bertemu Kapolri. Abraham pun mengakui adanya pertemuan yang digelar di Mabes Polri. "Semalam (6/8), di kantor Kapolri," kata Abraham.

Menurut Abraham, Kapolri tidak sendirian dalam pertemuan tersebut. Namun dia didampingi Kabareskrim Komjen Pol Sutarman. Ternyata setelah beberapa jam berdiskusi kasus Simulator SIM, Abraham mengaku tidak mencapai kata sepakat." Tidak ada keputusan final. Akan ada pertemuan lanjutan," ujar pria yang sebelumnya dikenal sebagai aktivis antikorupsi di Makasar itu.

Abraham pun mengaku, meski mengalami kebuntuan dan masih jauh dari kata sepakat dengan pihak Mabes Polri, pihaknya akan terus menjalankan tugasnya sesuai undang-undang. Tapi untuk saat ini, lanjut dia, KPK akan cooling down menunggu perkembangan lebih lanjut. KPK, tidak akan memberikan statement ke media yang bisa membuat persoalan kembali meruncing. (fal/kuh/rdl)



BACA ARTIKEL LAINNYA... Raja Yogya Tak Ingin Tanah Keraton Berbadan Hukum

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler