Status Gunung Merapi Masih Siaga, Ratusan Warga Pilih Mengungsi

Minggu, 22 November 2020 – 17:23 WIB
Puncak Merapi terlihat dari Argomulyo, Cangkringan, Sleman, (5/11). Foto: ELANG KKHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA

jpnn.com, MAGELANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mencatat terjadi peningkatan jumlah pengungsi, menyusul penetapan status Gunung Merapi yang dinaikkan menjadi Level III atau Siaga.

Peningkatan level siaga itu disampaikan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) pada 5 November lalu.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rizieq Ditolak di Solo, Panglima TNI Peringatkan soal Arab Spring, Ada yang Panas karena Mayjen Dudung

Data BPBD Kabupaten Magelang hingga Minggu (22/11) ini, sebanyak 817 warga yang tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III telah diungsikan ke 9 titik pengungsian.

Jumlah pengungsi tersebut mengalami peningkatan dari catatan dua pekan lalu yang tercatat 210 orang.

BACA JUGA: Tiga Bocah dari Pengungsian Merapi Menggoda Pak Ganjar, Lihat yang Mereka Lakukan

Jika diperincikan, sebanyak 118 warga dari Desa Krinjijng mengungsi di Balai Desa Deyangan, Kecamatan Mertoyudan. 

Sebanyak 115 warga dari Desa Ngargomulyo mengungsi di Gedung NU Ketaron, Gedung Futsal Tejowarno, Gedung PPP Prumpung, dan PAY Muhammadiyah di Desa Tamanagung, Kecamatan Muntilan.

BACA JUGA: Update Terbaru Aktivitas Gunung Merapi, Siaga!

Kemudian sebanyak 110 warga dari Desa Keningar mengungsi di SDN 1 Ngrajek dan kediaman Kepala Desa Ngrajek, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid.

Selanjutnya sebanyak 476 warga dari Desa Paten mengungsi di Desa Banyurojo dan Desa Mertoyudan di Kecamatan Mertoyudan.

Dari data akumulasi yang dihimpun, pengungsi tersebut terdiri dari 279 laki-laki dan 538 perempuan. Sebanyak 13 di antaranya berstatus ibu hamil dan 33 ialah ibu menyusui.

Lebih lanjut, pengungsi lansia laki-laki tercatat 46 orang dan lansia perempuan 122 orang. Catatan BNPB Kabupaten Magelang, sebanyak 81 balita laki-laki dan 70 balita perempuan menjadi pengungsi menyusul naiknya status Gunung Merapi.

Selanjutnya, pengungsi anak laki-laki 57 orang, anak perempuan 61 orang, difabel laki-laki 7 orang, difabel perempuan 12 orang, warga yang rentan dua orang laki-laki dan 7 perempuan serta pendamping dewasa ada 86 laki-laki dan 220 perempuan.

Menurut Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto, warga Desa Keningar memilih turut mengungsi kendati wilayahnya berada di luar KRB III. 

Menurut Edy, warga merasa trauma akibat kejadian erupsi 2010. Dari situ, pemerintah desa setempat memfasilitasi permintaan warga tersebut.

"Desa Keningar di luar rekomendasi prakiraan bahaya BPPTKG namun atas dasar rasa takut dan trauma akibat kejadian erupsi 2010, maka Pemerintah Desa setempat memfasilitasi evakuasi pengungsian,” jelas Kalak BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto melalui pesan tertulis.

Selanjutnya berdasarkan perkembangan data pengungsi pada Sabtu (20/11) pukul 18.00 WIB, dua warga pengungsi dari Desa Ngargomulyo memilih pulang ke tempat saudaranya karena ada keperluan lain. Kemudian ada penambahan satu warga Desa Krinjing yang memutuskan untuk mengungsi.

Dalam rangka memenuhi kebutuhan makanan, pihak BPBD Kabupaten Magelang dibantu instansi terkait telah mendirikan dapur umum di setiap titik lokasi pengungsian mulai pukul 04.00 WIB.

BPBD Kabupaten Magelang juga mendistribusikan air bersih untuk masing-masing lokasi pengungsian pada pukul 06.00 hingga 08.00 WIB. (ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler