JAKARTA--Stimulus fiskal yang dialokasikan ke kementerian/lembaga dalam upaya mendongkrak pemberantasan kemiskinan, dinilai tidak berpengaruh signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut ekonom Enny Sri Hartati, pemberian stimulus yang tidak tepat sasaran tersebut justru membuat beban APBN bertambah banyak.
"Stimulus hanya bantuan sesaat yang tidak langsung kena ke sektor riil," ungkap Enny dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang digelar Badan Anggaran DPR RI di Senayan, Rabu (6/6).
Agar stimulus fiskal bisa mendongkrak ekonomi nasional, lanjut direktur INDEF ini, anggaran yang ada harus difokuskan ke fungsi-fungsi ekonomi. Contohnya, anggaran untuk pertanian baik benih maupun infrastrukturnya, harusnya lebih banyak dibanding bantuan bagi jaring pengaman sosial (JPS).
"Dana untuk pertanian harusnya digedein karena ada multiplier effect. Kalau JPS-nya lebih banyak malah hasilnya tidak kelihatan. Bisa dilihat kan bertahun-tahun dialokasikan dana JPS segitu banyaknya namun angka kemiskinan tetap saja tinggi," tuturnya.
Enny menyarankan agar Banggar memberikan anggaran yang harus menciptakan job, pembangunan infrastruktur, dan kemudahan investasi. Bukannya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat dan tidak membawa kemajuan ekonomi.
"Pertanian di Thailand sangat maju karena anggaran yang diberikan sangat besar. Sebaliknya Indonesia justru sangat minim mengalokasikan dana untuk sektor-sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi," tandasnya. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Eropa Krisis, Menkeu Waspadai Sektor Perdagangan dan Keuangan
Redaktur : Tim Redaksi