Stok Solar Di SPBU Kosong

Kamis, 25 April 2013 – 11:16 WIB
PALEMBANG – Ditengah gonjang ganjing rencana kenaikan harga BBM bersubsidi yang dikabarkan mulai bulan depan, beberapa SPBU di Metropolis justru mengalami kekosongan stok solar. Salah satunya SPBU di Jl Kol H Barlian, Sukarami, Palembang. Suasana SPBU menjadi sepi karena tidak ada satupun mobil yang antre membeli solar di sana.

Hanya barisan antrean motor yang terlihat. ”Suplai solar belum masuk,”kata salah seorang pegawai di SPBU tersebut. Ihsan Saputra, koordinator SPBU PDPDE No 2430107 Jl Demang Lebar Daun mengatakan, mulai 22 April hingga, Rabu (24/4), pihaknya juga mengalami kekurangan pasokan solar.

Menurutnya, kekosongan terjadi karena keterlambatan pengiriman. Kondisi ini sudah dimulai sejak pertengahan April lalu. Dijelaskan hsan, dalam sehari ada satu kali pengiriman, jumlahnya sekitar 16 ton solar. Sedangkan suplai premium per hari mencapai 48 ton solar.

Diakuinya, pihaknya bisa saja meminta lebih, namun lebih memilih untuk meminta suplai seperlunya berdasarkan jumlah penjualan guna mengurangi kecurangan dari  pihak-pihak tertentu. “Kami selalu mengawasi setiap kendaraan yang mengisi BBM jenis solar agar tidak ada penyelewenangan,”ucapnya.

Di SPBU Romi Herton Jl Demang Lebar Daun, sekitar pukul 14.00 WIB tampak antrean mobil yang hendak mengisi solar hingga ke jalan sehingga menyebabkan sedikit kemacetan. ”Kirain di sini sedikit yang beli, tidak tahunya panjang juga antreannya. Tadi sempat ke SPBU lain, tapi kosong, makanya mampir ke sini,”ungkap Deni, yang ikut antre solar.

External Relation Pertamina Fuel Retail Marketing (FRM) Regional II, Rico Respati mengatakan, pemakaian solar saat ini meningkat signifikan. Pasalnya, permintaan terhadap BBM bersubsidi jenis ini terjadi kenaikan. Kemungkinan karena adanya truk atau mobil besar yang masuk ke Metropolis. Namun ia menegaskan, kekosongan stok solar pada beberapa SPBU bukan karena pembatasan suplai.

“Pertamina tidak pernah membatasi penyaluran BBM yang dibutuhkan masyarakat melalui SPBU. Jika ada SPBU melakukan penyelewengan dengan tidak menjual padahal stok masih ada, kita tegur atau berikan sanksi,”ucapnya. Hingga saat ini, Pertamina belum melakukan kebijakan apapun, termasuk pembatasan bahkan pengurangan kapasitas suplai.

”Untuk beberapa SPBU yang kosong, kemungkinan disebabkan karena kendalatransportasi pengiriman sehingga distribusi (suplai) terlambat,”imbuhnya. Namun, ia memastikan Pertamina mengirimkan BBM sesuai permintaan dari SPBU yang melakukan pemesanan. ”Kemungkinan juga ada masalah dalam hal pembayaran. Misal, mepetnya waktu pembayaran dari pihak SPBU dan jam tutup pembayaran di perbankan, sehingga harus menunggu hingga selesai dan pengiriman lagi-lagi terlambat. Intinya, tidak ada masalah dari Pertamina untuk keterlambatan pengiriman solar ini,”pungkas Rico.

Soal rencana kenaikan harga BBM, Pertamina Fuel Retail Marketing Region II masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. ”Sebelum ada surat keputusan dari pusat, maka isu mengenai kenaikan yang beredar itu tidak benar, termasuk yang katanya mulai berlaku 1 Mei,” tegasnya. Meskipun waktu penerapan kenaikan BBM itu benar mulai awal Mei, Pertamina tidak akan melakukan pembatasan atau pengurangan pasokan BBM bersubsidi.  ”Bahkan kita meningkatkan pendistribusian sesuai dengan evaluasi di lapangan,”tukasnya.(wia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 280 Pengusaha Angkutan Truk Rugi Rp 3 Miliar Per Hari

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler