Strategi agar Lolos PPDB Jalur Khusus

Selasa, 21 Juni 2016 – 18:04 WIB
Para siswi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA – Hari ini Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk enam jalur khusus dimulai secara offline. 

Enam jalur khusus itu adalah jalur Mitra Warga, Prestasi Olahraga, Prestasi Akademis, Jalur Prestasi Non Akademis, Inklusif, dan Satu Lokasi. Pendaftaran dilakukan ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota dan Sekolah masing-masing. 

BACA JUGA: Wow! Menteri Ini Koleksi Senjata

Meski dilakukan dengan sistem offline, belajar dari pengalaman sebelumnya, orang tua dan siwa harus benar-benar pintar mengatur strategi dan taktik. Sebab, ada banyak ketentuan yang membuat para siswa tidak lolos ke sekolah selanjutnya. 

Ketua PPDB Yusuf Masruh mengatakan banyaknya siswa tidak lolos itu karena mereka salah menentukan sekolah yang dituju sesuai dengan kemampuan dan tempat tinggal mereka.

BACA JUGA: Mendikbud Minta Guru Wajibkan Siswa Menyanyi

Misalnya, saja ada siswa yang juara karate dan berasal dari Surabaya Barat namun memilih sekolah di kawasan Surabaya Timur. “Ketika ada siswa dengan prestasi sama dan lokasi rumahnya lebih dekat maka yang diterima adalah sekolah tersebut,” kata Yusuf. 

Maka dari itu, pada PPDB kali ini, nantinya Dispendik yang akan menentukan sekolah yang akan menerimanya. Orang tua dan siswa cukup mengisi data formulir dan melampirkan prestasi akademik, nonakademik maupun olahraga. 

BACA JUGA: Mendikbud Kunjungi Sekolah yang Kebanjiran

Tak hanya untuk jalur khusus, PPDB online pada jalur sekolah kawasan dan jalur umum dipastikan tak kalah seru. 

Kepala Dispendik Surabaya Ikhsan  mengatakan sekolah kawasan tetap menjadi pilihan favorit dalam PPDB Surabaya tahun ini. 

“Untuk dapat lolos ke sekolah kawasan favorit tentu tidak mudah. Orangtua pun harus mengetahui strategi supaya dapat memenangi persaingan masuk ke sekolah kawasan,” kata Ikhsan. 

Strategi yang utama agar siswa bisa masuk ke sekolah kawasan yaitu dengan memilih sekolah kawasan terdekat. Berikutnya sesuaikan dengan hasil nilai Ujian Nasional (UN). Dari pengalaman tahun lalu, banyak orangtua dan siswa yang memaksakan kehendak dan keingin sekolah tertentu. 

“Pada dasarnya persaingan jalur kawasan tidak seketat perkiraan, bahkan dengan perbandingan 1:2 atau 1:3, PPDB jalur kawasan bisa dilakukan,” jelas Ikhsan. 

Persaingan di lapangan makin ketat  saja karena memang calon peserta didik terpusat pada beberapa titik sekolah saja, padahal sebaran pendaftarnya telah merata. Misalnya, siswa yang rumahnya di kawasan Menanggal nekat mendaftaran diri ke SMA kompleks. Padahal, seharusnya siswa tersebut bisa  mendaftar ke sekolah terdekat seperti SMAN 15 Surabaya.

Strategi lainnya yakni orang tua dan calon siswa seharusnya tidak grusa-grusu dalam menentukan sekolah tujuan. Sebab, selama ini banyak orangtua dan siswa yang cenderung ikut-ikutan teman atau tetangganya untuk sekolah ke sekolah tertentu. 

Sebaiknya tidak mengandalkan pemenuhan pagu sekolah kawasan dengan memilih sekolah paling yang ketat persaingannya, karena pemenuhan pagu belum tentu dilakukan kecuali jika kekurangannya mencapai satu rombongan belajar (rombel). 

Ikhsan menambahkan, tahun ini seleksi jalur sekolah kawasan tetap menggunakan dua parameter, yaitu 40 persen nilai UN dan 60 persen nilai Tes Potensi Akademik (TPA). Konten TPA tetap menggunakan tiga aspek, di antaranya verbal, figural dan numerikal. Kemampuan berfikir verbal meliputi pemahaman bacaan, analogi verbal, melengkapi kalimat dan klasifikasi verbal. 

Kemampuan berfikir numerikal meliputi analogi bilangan, teka-teki bilangan dan deret bilangan. Sedangkan kemampuan berfikir figural meliputi klasifikasi gambar, analisis gambar dan matriks gambar. (han/no/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa Dadapsari Pengin Foto Bareng, Mendikbud Minta Syarat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler