Strategi Mendikbud Nadiem Soal Kebijakan Asesmen Nasional Tuai Pujian

Rabu, 27 Januari 2021 – 17:10 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Pendidikan & Karier Ina Liem menilai kebijakan Asesmen Nasional (AN) yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim merupakan perubahan besar bagi pendidikan Indonesia. 

Terutama karena murid tidak lagi diuji berdasarkan soal-soal berbentuk hafalan, melainkan soal yang mengasah literasi dan numerasi.

BACA JUGA: Guru Honorer yang Pengin jadi PNS atau PPPK, Silakan Simak Penjelasan Mendikbud

“Ini perubahan besar dari Mas Nadiem. Kita bukan lari lagi, malah Mas Nadiem mau ajak kita melompat. Jadi program Mas Menteri ini kalau kita lihat secara holistik, ini keren banget. Sudah sesuai dengan prinsip inovasi,” kata Ina dalam diskusi daring ‘Asesmen Nasional, Apa Kata Rakyat?’ beberapa waktu lalu.

Menurut Ina, bentuk soal yang dilakukan dalam AN akan membantu anak-anak Indonesia lebih terdorong memahami isi bacaan dan berpikir kritis.

BACA JUGA: Mengaku Pernah Didekati Raffi Ahmad, Begini Profil Nita Thalia

Selain itu AN juga bisa membawa kualitas pelajar Indonesia naik tingkat. Bukan hanya jago hafalan, tapi juga cepat memahami yang akhirnya jago menganalisis.

Dalam kesempatan yang sama Budi Prast, Founder Jurusanku mengatakan model soal Asemen Kompetensi Minimun (AKM) yang sudah dipublikasikan Pusmenjar Kemendikbud di website-nya memperlihatkan pengajaran guru harus bisa menukik lebih dalam ke pemahaman siswa.

BACA JUGA: Rencana Besar Mas Nadiem untuk Pendidikan Vokasi di 2021

Dia mencontohnya soal literasi AKM bagi murid kelas XI yang menampilkan puisi karya W.S Rendra.

“Biasanya kan soal puisi yang ditanyakan ‘siapakah pengarang puisi ini? kapan puisi ini ditulis?’ Tapi sekarang di AKM yang ditanya: apakah kamu setuju puisi ini bertema isu sosial dan anak diminta memberi alasan dalam 100 karakter. Nah, soal-soal AKM ini akan memicu anak menghasilkan inovasi. Jawaban yang harus dikemas dalam 100 karakter itu membuat siswa akan terlatih merangkum ide pokok secara sistematis,” kata Budi.

Meski begitu, dengan adanya Asesmen Nasional Ina memahami jika terjadi resistensi dari sejumlah pihak.

“Karena ini lompatan, makanya tantangannya besar. Menurut saya ini adalah PR kita semua, bukan hanya PR pemerintah,” seru Ina.

Menurutnya semua pihak harus siap mengaplikasikan AN. Terutama para guru untuk terbiasa memberi penugasan dan soal yang melatih anak memahami, bukan hanya menghafal.

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim memastikan Asesmen Nasional akan diselenggarakan pada September dan Oktober 2021.

Terdapat tiga bentuk asesmen yang dilakukan yaitu Asesmen Kompetensi Minumun (AKM) dan Survei Karakter bagi siswa, serta Survei Lingkungan Belajar untuk guru.

Nadiem menekankan hasil AN tidak digunakan untuk menghakimi sekolah, guru maupun murid. 

Melainkan digunakan untuk memetakan kondisi pendidikan sehingga bisa membantu sekolah dan pemerintah menyiapkan strategi bantuan dan penganggaran bagi sekolah yang paling membutuhkan.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler