jpnn.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berhasil mencapai laba bersih Rp 22,5 triliun pada 2022.
Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf menyatakan bahwa peningkatan laba tersebut terus berjalan dalam tiga tahun terakhir.
BACA JUGA: Grup MIND ID PTBA Reklamasi 203,6 Hertare Lahan Bekas Tambang dalam 6 Bulan
Dia menjelaskan pencapaian keuangan MIND ID pada 2022 juga meliputi total aset, pendapatan, dan EBITDA.
Adapun total aset pada 2022 mencapai Rp 229,3 triliun, pendapatan mencapai Rp 126,9 triliun, dan EBITDA mencapai Rp 36,7 triliun.
BACA JUGA: Grup MIND ID PTBA Telar Dividen Tunai, 100 Persen dari Laba Bersih
Pada 2020 tercatat MIND ID mampu meraih pendapatan hingga Rp 66,56 triliun. Pendapatan tersebut meningkat hingga Rp 93,75 triliun pada 2021, dan Rp 126,9 triliun pada 2022.
Peningkatan juga terjadi di aspek laba kotor, yakni pada 2020 MIND ID mampu mencapai hingga Rp 11,59 triliun, sementara pada 2021 laba kotor mencapai Rp 26,41 triliun. Adapun pada 2022, laba kotor mencapai Rp 32,43 triliun.
"Selain itu laba tahun berjalan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, di mana pada 2020 mencapai Rp 1,82 triliun dan meningkat menjadi Rp 14,32 triliun di 2021. Sementara itu pada 2022, laba tahun berjalan mencapai Rp 22,49 triliun," ungkap Heri dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (24/7).
Menurut Heri, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk, pada 2020 mencapai Rp 698,17 miliar, lementara pada 2021 meningkat hingga Rp 10,39 triliun, dan makin meningkat pada 2022 di angka Rp 16,29 triliun.
Adapun untuk laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada Kepentingan Non Pengendali juga mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi berurutan, yakni Rp 1,12 triliun pada 2020, Rp 3,93 triliun pada 2021, dan Rp 6,19 triliun pada 2022.
"Untuk laba bersih per lembar saham dasar dan dilusian yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk (nilai penuh), MIND ID juga berhasil meningkatkan pencapaiannya. Pada 2020 MIND ID mampu mencatat Rp 5,34 miliar, pada 2021 meningkat hingga Rp 79,62 miliar, dan pada 2022 meningkat lagi hingga Rp 124,85 miliar," katanya.
Terkait EBITDA, MIND ID juga mencatatkan peningkatan yang positif, dari yang sebelumnya Rp 11,26 triliun pada 2020, mampu meningkat hingga Rp 28,05 triliun pada 2021.
"Kemudian pada 2022, EBITDA kembali meningkat hingga Rp 36,7 triliun," beber Heri.
Selain dari segi keuangan, MIND ID juga membuktikan pencapaiannya dalam environmental, social, and governance (ESG).
Pada 2022, MIND ID mampu mereduksi emisi GRK hingga 240.000+ ton CO2eq, reklamasi >6.300 Ha, penanaman pohon >6 juta pohon, investasi sosial Rp 589 miliar, UMK Binaan Naik Kelas Tahun 2022 sebanyak 301 UMK Binaan, dan skor GCG mencapai 95,79.
MIND ID pun memiliki strategi khusus untuk mencapai seluruh pretasi itu.
Heri menyebut selama ini Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir telah menugaskan MIND ID untuk membuat roadmap hilirisasi termasuk roadmap electric vehicle (EV) industri.
MIND ID harus bersiap menjalankan program transisi energi yang sudah diwanti-wanti Presiden Jokowi. Hal itu karena perusahaan anggota holding dapat menguasai pangsa pasar transisi energi. Selain itu, kinerja mereka juga sudah on the track.
Oleh karena itu, MIND ID melakukan refocusing capex untuk diarahkan ke sektor tersebut. MIND ID memiliki bottom line pencapaian Rp 22 triliun tahun kemarin.
“MIND ID telah menyusun peta jalan pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri, yakni peta jalan pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang dimulai pada 2022-2023,” tuturnya.
Heri menjelaskan bahwa perusahaan bakal mematangkan pembentukan perusahaan patungan atau joint venture dengan dua perusahaan baterai dunia, yakni Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan. Pada tahap selanjutnya, pada periode 2023-2024, pihaknya melalui Indonesia Battery Corporation (IBC) bakal memulai produksi baterai pertamanya untuk kendaraan roda dua.
Oleh sebab itu, IBC melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi Gesits. Hal ini merupakan upaya menguasai manufakturnya karena pasar Gesits mempunyai value added atau nilai tambah dibandingkan dengan pabrikan otomotif lainnya.
“Maka 2023 sampai 2024 kita ambil kendaraan roda dua ambil lesson nya makanya kita beli Gesits. Gesits sebagai bagian dari strategi anorganiknya dari IBC untuk akuisisi supaya kita menguasai dulu manufaktur nya,” ucapnya.
Kemudian hingga 2025, pihaknya membuat baterai cell dengan EV infrastruktur sudah settle. Pada tahun tersebut, nikel sudah ada HPAL, sehingga pada 2026 pihaknya akan memiliki model kendaraan yang bisa melakukan penetrasi pasar di dalam negeri maupun ekspor, baik roda dua maupun roda empat.
Pada 2023, perusahaan menargetkan laba bersih bisa tembus hingga Rp 30 triliun. Target pencapaian lain yakni masuk global funded fortune tiga tahun mendatang.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul