Strategi PLN Tekan Biaya Pokok Produksi Listrik

Selasa, 02 April 2019 – 01:18 WIB
Instalasi listrik. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membutuhkan tambahan pembangkit untuk menekan biaya pokok produksi (BPP) listrik.

Karena itu, PLN saat ini terus mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar Extension Unit  4 berkapasitas 1 x 315 mw.  

BACA JUGA: Genjot Elektrifikasi Demi Mengangkat Harkat Seluruh Penduduk Bangsa

Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto W.S. mengatakan, PLTU tersebut direncanakan mulai beroperasi pada September 2019.

”Beroperasinya PLTU Lontar Extension dapat menghemat Rp 1,4 triliun per tahun dan akan menurunkan BPP PLN,” ujar Haryanto akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Strategi PLN Jadikan Ekonomi Indonesia 10 Besar Dunia

Penurunan BPP diharapkan dapat menurunkan tarif listrik seiring dengan penggunaan bahan bakar batu bara yang lebih murah daripada BBM.

PLTU Lontar Extension 1 x 315 mw dibangun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di regional DKI Jakarta dan Banten.

BACA JUGA: Nuklir Bukan Solusi Terbaik Sumber Energi

Selain itu, juga untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan pada sistem Jawa Bagian Barat.

”Proyek PLTU Lontar Extension 1 x 315 mw ini berbahan bakar batu bara jenis low rank coal (LRC),” imbuh Haryanto.

Proyek itu dibangun di lokasi pembangkit PLTU 3 Banten existing dengan progres 87,68 persen.

Pembangun proyek tersebut adalah engineering procurement construction (EPC) yang pelaksanaannya di bawah tanggung jawab PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat.

Dimulai pada April 2016, itu merupakan bagian dari program percepatan pembangunan pembangkit listrik yang menggunakan teknologi terbaru.

PLTU Lontar merupakan bagian dari program strategis pemerintah, yaitu 35 ribu mw, untuk menambah kapasitas pusat pembangkit energi listrik.

Dayanya akan dievakuasi melalui sistem transmisi 150 kv, yakni Lontar–Tangerang Baru–Teluk Naga & Lontar–Balaraja.

Dengan demikian, bisa didistribusikan kepada pelanggan di daerah Banten, DKI Jakarta, dan sekitarnya.

Jumlah tenaga kerja yang terserap terdiri atas 2.000 tenaga lokal dan 40 asing.

”Jumlah tenaga kerja ini terus meningkat pada 2019 sejalan dengan progresnya. Hal ini tentu memberikan dampak positif secara langsung untuk wilayah Banten dan sekitar,” imbuh Haryanto. (vir/c10/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Strategi PLN Dorong Indonesia jadi Kekuatan 10 Besar Ekonomi Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler