jpnn.com, JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III terus berusaha agar harga gula yang diproduksi perusahaan perkebunan BUMN bisa semakin kompetitif.
Saat ini mereka sedang merumuskan strategi khusus untuk menekan harga pokok produksi (HPP) gula.
BACA JUGA: Petani Tolak Harga Murah dari Perum Bulog
Direktur Utama PTPN III Dolly Parlagutan Pulungan menyatakan, jika rencana itu bisa direalisasikan, perusahaan gula BUMN bisa mendulang keuntungan tahun ini.
’’Seperti HPP, kami siapkan upaya untuk mengurangi. Kalau tidak, harga tidak kompetitif. Apalagi, PTPN merupakan perusahaan padat karya dan padat modal,’’ kata Dolly, Selasa (9/100.
BACA JUGA: Harga Lelang Gula Rendah, APTRI Usul Kenaikan HPP dan HET
Keinginan untuk menekan HPP tersebut tidak terlepas dari rendahnya harga gula. Di sisi lain, HPP cenderung tinggi.
Untuk menekan HPP petani, lanjut dia, pabrik gula harus memberikan nilai tambah.
BACA JUGA: APTRI Minta Menteri Perdagangan Evaluasi HET Gula Tani
Termasuk pada pabrik yang masih tidak efisien yang biayanya tinggi dan memiliki utang besar. Namun, dia belum bisa menjabarkan strategi yang ditempuh.
’’Sebab, berkaitan dengan strategi BUMN dan kebijakan holding,’’ kata Dolly.
Dengan harga gula yang kian kompetitif, produksi gula PTPN akan mudah untuk bersaing di pasar ritel.
Belum lama ini beberapa perusahaan gula BUMN telah memasarkan gula ritel kemasan satu kilogram.
Misalnya, PTPN X menggunakan merek dagang Dasa Manis untuk memasarkan gula kemasan satu kg dan sachet deapan gram.
Sementara itu, Rajawali 1 telah menjual gula ritel kemasan satu kg dan kemasan 50 kg.
Di sisi lain, PTPN XI yang memasarkan gula kemasan 50 kg dari PG Wonoalangan.
Jumlah komoditas yang akan masuk ke pasar ritel seperti minyak goreng diperkirakan sekitar 600.000 ton.
Kemudian, teh sebanyak 10.000 ton, gula 100.000 ton, dan kopi 1.000 ton. (res/c15/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... APTRI Sebut Harga Gula Rp 12.500 per Kilogram Bikin Miskin Petani Tebu
Redaktur & Reporter : Ragil