jpnn.com - SURABAYA - Berbicara atau berjalan saat tidur alias ngelindur adalah hal biasa. Tapi kalau melakukan hubungan seksual saat belum sadar dari tidurnya itu yang belum biasa. Mereka inilah yang disebut penderita sleepsex atau seksomnia.
Penderitanya tidak banyak. Tapi, hal itu bisa terjadi pada siapa pun. Konsumsi alkohol, obat-obat tertentu, stres, dan kelelahan dapat memicu seks saat tidur.
BACA JUGA: Tunda Kehamilan di Atas 35 Tahun Berisiko
Spesialis andrologi dari RSUD dr Soetomo dr Susanto Suryaatmadja menjelaskan, beberapa jurnal kesehatan internasional mendefinisikan sleepsex sebagai sex behavior during sleep. Itu pula yang mengakibatkan gangguan tersebut sebagai SBS.
Pada 1996, sleepsex kali pertama diidentifikasi sebagai jenis baru parasomnia, salah satu gangguan tidur. Saat itu diperkirakan sekitar 1 persen di antara populasi mungkin menderita seks tidur.
BACA JUGA: Ini Bahaya Berjalan Kaki Saat Kantuk
Sejatinya, kata Susanto, gairah seksual sangat umum terjadi saat tidur. Pada saat tidur dalam atau rapid eye movement (REM), pria bisa mendapatkan ereksi. Sementara itu, pada perempuan, yang terjadi adalah klitorisnya bisa membesar. Namun, hal tersebut tidak sampai mengakibatkan seseorang melakukan seks sambil tidur.
Sebagian besar penderita sleepsex memiliki sejarah gangguan tidur. ''Gangguan ini terjadi berkaitan dengan proses tidur. Beberapa sleepsexer memiliki masalah emosional yang dapat mengganggu proses tidurnya,'' jelas Susanto.
BACA JUGA: Wanita Suka Palsukan Orgasme Lebih Tega Selingkuh
Orang yang melakukan seks saat tidur tidak sadar dengan apa yang dilakukannya. Keesokan harinya, dia akan terkejut saat pasangannya memberitahukan hal tersebut. Rasa malu, sedih, dan kecewa kerap kali menghantui perasaan penderita sleepsex. ''Sering kali mereka tidak dapat mengingat atau kadang hanya mengingat sebagian,'' terang dokter yang juga berpraktik di National Hospital itu.
Dia menyebut, ada beberapa faktor pemicu sleepsex. Antara lain, pengaruh obat-obat tertentu, depresi, konsumsi alkohol, stres, dan kelelahan. Berbagai faktor tersebut, kata Susanto, disebutkan dalam berbagai studi klinis.
Namun, beberapa faktor lain juga diduga sebagai pemicu meski tidak terbukti secara klinis. Antara lain, gerakan malam hari atau kontak tubuh dengan pasangan, minat seksual, aktivitas seksual yang jarang, bermimpi, dan gairah seksual sebelum tidur. (kit/mas/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tips Menjemur Bayi Kuning
Redaktur : Tim Redaksi