TASIK – Seorang ibu muda, Putri (30) asal Bontang, Kalimantan Timur nekat mau bunuh diri dari tower jaringan saluran komunikasi radio Polres Tasikmalaya Kota, (25/2) sekitar pukul 12.00 siang. Upaya percobaan bunuh diri itu berhasil dihentikan setelah dibujuk polisi.
Kabag Ops Polres Tasikmalaya Kota Kompol Yono Khusyono menjelaskan, sebelumnya Putri dua hari mondar-mandir ke polresta meminta dicarikan alamat saudaranya bernama Herman di Pagaden. Wanita yang menderita tunawicara dan tunarungu itu membawa putranya, Dimas masih berusia 7 tahun.
“Dia sudah dua harian bolak-balik terus. Nyari alamat saudaranya, kalau tidak salah namanya Rahman. Anggota kita juga sudah bantu mencarikan alamat itu kesana-kemari. Sampai tadi juga (sewaktu Putri manjat tower) anggota kita sedang mencari alamat,” kata Yono kepada Radar (Group JPNN).
Karena alamat yang dicari tidak lengkap yakni hanya nama Pagaden saja, pihak kepolisian mengalami kesulitan melacak nama Rahman. Karena setelah mendatangi beberapa tempat dengan alamat Pagaden, orang yang dicari belum juga ditemukan. Nama Pagaden, kata Yono, memang tidak banyak di Kota Tasikmalaya. Dikhawatirkan alamat tersebut berada di tempat lain. “Yang jelas kami sudah berupaya untuk membantu dan menyelamatkan dia. Dan akhirnya sekarang sudah turun (pukul 14.30) sore,” jelasnya.
Yono sendiri tidak mengetahui kapan tepatnya Putri memanjat tower. Sebab, para petugas sebagian tengah berada di dalam gedung mapolres. Yang jelas, kata dia, salah seorang anak buahnya melihat wanita itu sudah berada di atas tower saluran radio maopolresta. “Dia memang sengaja mencari sensasi saja supaya petugas membantu. Padahal kita juga sudah membantu, berbagai upaya sudah kita lakukan,” tuturnya.
Salah seorang saksi mata dari anggota Dalmas, Bripda Ruki Munanggar mengaku dirinya sempat melihat Putri bersama putranya, Dimas (7) mendekati kaki tower saluran radio saat dirinya hendak memarkirkan mobil ke halaman belakang. Dia mengaku melihat Putri langsung lari dan memanjat tower diikuti anaknya. Beruntung Dimas masih bisa ditarik oleh Ruki karena larinya pelan. Sedangkan putri memanjat dengan sangat cepat sehingga tidak bisa ditarik. Dalam sekejap, kata dia, Putri sudah sampai di puncak tower. “Naiknya cepet sekali tidak terkejar, kalau anaknya masih bisa ditarik,” katanya.
Pantauan Radar kemarin, petugas kepolisian sempat menemui kendala saat membujuk Putri turun dari tower. Terutama kendala komunikasi. Putri yang tuna rungu dan wicara itu tidak bisa mendengar bujuan petugas. Akhirnya petugas berkomunikasi dengan Putri melalui tulisan kapur di atas kertas lebar dan aspal.
Beberapa kali dirayu, Putri enggan turun. Saat petugas hendak memanjat, Putri malah siap-siap meloncat. Ancaman Putri melompat dari tower ditulis sendiri pakai kertas, lalu dilemparkan ke bawah. Salah satu tulisannya yakni “Jika ada yang berani naik biar saya loncat biar cepet, praktis turunnya, 86”. Hampir 2,5 jam petugas berusaha membujuk Putri agar mengurungkan niat bunuh diri.
Aksi putri ini menjadi tontonan seluruh anggota polisi di mapolresta. Petugas juga kesulitan melakukan evakuasi karena Putri terus mengancam akan melompat dari tower jika ada petugas yang naik mendekatinya. Sekitar pukul 14.30, Putri akhirnya turun dengan sendirinya setelah ia meminta kepada petugas untuk mengantarnya ke Polsek Kawalu. Dia juga sempat meminta agar semua orang yang menontonnya bubar.
Setelah turun, Putri kemudian diantar langsung petugas ke Polsek Kawalu untuk melanjutkan pencarian alamat saudaranya yang mengaku tinggal di Pagaden. Kepada petugas, Putri mengaku jika saudaranya tetap tidak bisa ditemukan, dia akan kembali ke Kalimantan. (pee)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Newmont Bantah Karyawan Konsumsi Narkoba
Redaktur : Tim Redaksi