Stres, Tentara AS Bunuh Tiga Rekan

Jumat, 04 April 2014 – 06:48 WIB

jpnn.com - LOS ANGELES - Situasi mencekam terasa di pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Fort Hood, Texas, Rabu lalu (2/4). Seorang tentara yang ditengarai sedang stres membunuh tiga rekannya secara membabi buta. Tiga orang dilaporkan tewas, sedangkan 16 lainnya mengalami luka-luka.

Kondisi empat di antara korban luka tersebut kritis. Setelah melihat korban berjatuhan, si tentara yang mengalami tekanan jiwa itu akhirnya bunuh diri.

BACA JUGA: Pervez Musharraf Selamat dari Serangan Bom

Komandan di Pangkalan Militer Fort Hood Letnan Jenderal Mark Milley mengungkapkan, pria bersenjata yang melakukan aksi tersebut adalah tentara yang ditugaskan di Iraq pada 2011. Ketika kembali ke AS, dia didiagnosis mengalami depresi dan kecemasan berlebihan.

Si tentara itu sedang dirawat untuk mengetahui apakah dia menderita kelainan stres pascatrauma atau post-traumatic stress disorder (PTSD). Seluruh korban yang meninggal dan terluka adalah personal militer.

BACA JUGA: China Desak Malaysia Cari Warganya yang Diculik di Sabah

“Pada saat ini, tidak ada indikasi bahwa tindakan tersebut berhubungan dengan terorisme. Kami belum tahu motifnya. Namun, yang kami tahu, prajurit tersebut mengalami gangguan kesehatan mental dan sedang menjalani perawatan,” ujar Milley. Pelaku yang telah menikah itu diketahui sempat mengalami gegar otak saat di medan perang.

Pelaku menembak kali pertama di gedung perawatan medis. Setelah itu, dia menaiki kendaraan menuju gedung yang lain. Selama perjalanan, dia terus melancarkan tembakan ke luar. Seorang polisi militer perempuan akhirnya berhasil memojokkan pelaku di area parkir. Namun, sebelum berhasil ditangkap, si pelaku bunuh diri.

BACA JUGA: Obral Tembakan, Empat Tentara Tewas di Pangkalan Militer AS

Penembakan tersebut bukan kali pertama terjadi di Fort Hood. Pada 2009, seorang tentara bernama Mayor Nidal Hasan melakukan hal yang sama. Sebanyak 13 orang tewas dan 30 lainnya mengalami luka-luka. Tahun lalu pengadilan memutus Hasan dihukum mati. Saat ini dia menunggu eksekusi.

Secara terpisah, Presiden AS Barack Obama menyatakan merasa sedih karena kasus serupa terulang lagi. Dia berjanji penyelidik mendalami kasus tersebut hingga tuntas. “Kejadian ini membuka kembali luka lama yang terjadi di Fort Hood lima tahun lalu,” ujarnya. (AFP/AP/sha/c17/tia)

BACA ARTIKEL LAINNYA... NASA dan Rusia Tetap Kerjasama untuk Urusan Stasiun Antariksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler