Stress Jelang UN, Siswa Mulai Tumbang

Kamis, 21 Maret 2013 – 09:08 WIB
MALANG – Persiapan menghadapi Ujian Nasional (UN) pada April mendatang, banyak berpengaruh pada mental dan psikologi siswa kelas XII SMA Kristen Setia Budi. Setidaknya untuk tahun ini, banyak siswa yang sakit secara bergiliran lantaran banyaknya agenda akademik yang harus dijalani.

Hal itu disampaikan Kepala SMA Kristen Setia Budi Kota Malang, Dra. Astuti Sri Utami kepada Malang Post kemarin. “Baru tahun ini anak-anak tidak lengkap. Mereka sakit bahkan bergantian, ya karena jadwal ujian kemudian try out dan bimbel sangat padat sekali sehingga mereka jenuh,” ungkap perempuan yang biasa dipanggil Astuti itu.

Menurut perempuan berambut pendek itu, sebenarnya dari segi input siswa tidak ada bedanya dengan tahun lalu. Namun yang membedakan adalah faktor psikologi anak didiknya. Maklum, sebab peserta didiknya akan mengikuti UN di sekolah lain, yakni di SMAN 9 Malang.

Untungnya, keenam belas siswanya yang akan menikuti UN diberi kesempatan untuk beradaptasi di sekolah penyelenggara. Peluang itu tidak akan dibuang sia-sia. Karena itu, untuk pelaksanaan try out dari Dinas Pendidikan Kota Malang pada 25 sampai 27 Maret mendatang akan digelar di sekolah penyelenggara.

“Untuk uji coba dan pengenalan kepada anak-anak, nanti untuk pelaksanaan try out kota yang ketiga akan kita laksanakan di SMAN 9,” tambahnya. Proses adaptasi tersebut dilakukan agar siswanya tidak terlalu khawatir dan takut secara psikologi. Karena itu, hampir setiap waktu pihaknya selalu memberi motivasi kepada murid-muridnya. Namun, hal itu tidak mudah dan butuh upaya ekstra.

Yang lebih parah, untuk kelas XII tahun ini banyak siswanya yang ikut klub sepak bola sehingga sangat mengganggu agenda persiapan UN. Untuk anak-anak yang seperti ini, menurutnya perlu persiapan ekstra keras. “Persiapannya jauh lebih parah. Hampir tiap hari mereka minta izin. Sementara saya tidak bisa berbuat banyak ketika sudah ada surat pemanggilan dari Dinas Pendidikan bahwa mereka harus ikut latihan. Anak-anak yang ikut sepak bola itu pikirannya berisi bola terus,” keluhnya.

Memang kalau dibandingkan dengan sekolah negeri, input siswanya jauh lebih rendah. Selain itu minat belajar juga minim. Apalagi, ia mengaku bahwa anak didiknya banyak yang bandel. Bahkan menurut ibu yang memiliki empat orang putra itu proses pengayomannya sampai ‘makan hati’. “Kalau di sekolah negeri tidak seberat kami, sebab kalau sekolah swasta itu minat belajar siswa sedikit sekali, ya harus sabar,” tambahnya.

Sementara itu, Sherly Vohana EM, siswa kelas XII SMA Setia Budi ini sempat mengalami gangguan kesehatan selama dua minggu. Selain terkena penyakit demam berdarah dan maag, Sherly, sapaan akrabnya mengaku stress juga menghadapi UN. “Ya stres saja menghadapi UN karena ada mata pelajaran yang lemah, khususnya bahasa inggris,” ungkap gadis remaja ini.

Akibat sakit yang dialami, siswi asal Lumajang ini baru bisa mengikuti ujian susulan kemarin yang sejatinya sudah dilaksanakan pada 11 sampai 19 Maret lalu. Ia harus mengerjakan ujian susulan UAS sebanyak 17 mata pelajaran sendirian di ruang kepala sekolah. Walaupun grogi dan cemas menghadapi UN, Sherly yakin bersama 16 teman lainnya bisa lulus 100 persen.(tif/eno)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Disunat, Cairnya Selalu Telat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler