jpnn.com - SAAT stres, terkadang seseorang akan berkata bahwa kepalanya tiba-tiba pusing. Kondisi itu pun disebut hanya berupa sensasi, dan bukanlah sakit kepala yang sebenarnya. Namun sebuah studi mengatakan sakit kepala itu sesungguhnya memang benar-benar terjadi.
Menurut peneliti, orang yang sering mengalami sakit kepala biasanya juga lebih cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi.
BACA JUGA: Tisu Basah Penyebab Alergi Parah pada Anak
"Stres terbukti bisa jadi disebabkan berbagai faktor. Mulai dari penyebab sakit kepala, mempercepat perkembangan sakit kepala kronis, memperburuk tiap episode sakit kepala bahkan sakit kepala itu sendiri bisa berlaku sebagai sebuah stressor (sumber stres)," kata peneliti Dr. Sara H. Schramm, seperti dilansir laman CBS News.
Peneliti menemukan fakta ini setelah mewawancarai 5.159 orang berusia antara 21-71 tahun sebanyak empat kali dalam setahun selama dua tahun. Hal-hal yang ditanyakan antara lain tingkat stres mereka dan jumlah sakit kepala yang mereka alami.
BACA JUGA: Rendah Asupan Protein Bikin Umur Panjang
Sepertiga partisipan mengaku sering terserang sakit kepala menegang atau sakit kepala yang paling umum dan terasa seperti tekanan di kepala, punggung atau leher. Biasanya sakit kepala yang dialami orang-orang ini berlangsung selama 2,2 hari tiap bulannya. Dan mereka memiliki skor rata-rata 52 dari 100 untuk skala tingkat stresnya.
Kemudian 14 persen lainnya mengidap migrain. Lama sakit kepala mereka rata-rata mencapai 4,5 hari dan skor skala stresnya sebesar 62. Sisanya atau 11 persen mengidap keduanya, sakit kepala menegang sekaligus migrain, yang berlangsung rata-rata selama 3,6 hari dan skor skala stresnya mencapai 59.
BACA JUGA: Gaya Bercinta yang Bisa Bikin Cedera
"Ini berarti makin stres maka makin banyak sakit kepala yang dialami tiap bulannya," kata Dr. Schramm lebih lanjut.
Buktinya, peneliti menemukan, untuk setiap penambahan 10 poin pada skala stres mereka, penderita sakit kepala menegang mengalami penambahan durasi sakit kepala sebanyak 6,3 persen atau 3,3 jam lebih lama tiap bulannya.
Sedangkan penderita migrain, durasi sakit kepalanya bertambah 4,3 persen atau 4,6 jam lebih lama. Dan mereka yang mengalami keduanya dilaporkan mengalami penambahan durasi sakit kepala sebesar empat persen atau 3,5 jam lebih lama tiap bulannya.
"Ini artinya penting untuk melakukan manajemen stres bagi orang-orang yang punya migrain. Atau minimal penderita sakit kepala perlu belajar teknik pereda stres sederhana seperti mengambil napas dalam-dalam," pungkasnya. (fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiat Hindari Berat Badan Bertambah setelah Menikah
Redaktur : Tim Redaksi